"Saya sudah periksa kolesterol, asam urat dan gula darah di rumah sakit lain, dok, hasilnya normal. Sebulan sebelumnya saya periksa di Puskesmas juga, ternyata normal. Tetapi pegal-pegal di kaki dan lengan yang hilang timbul ini tidak berkurang. Kalau diberikan obat anti sakit, sih agak nyaman, tetapi katanya kalau makan obat anti sakit kebanyakan bisa gagal ginjal," kata nenek usia 60 tahunan.
"Oh iya, badan nenek juga tidak gemuk. Sepertinya masalahnya bukan zat-zat metabolik di badan, tetapi ada masalah di tulang belakang. Kita foto ronsen saja, ya?" saya tawarkan ke si nenek.
"Kolesterol dan lainnya tidak diperiksa lagi?" tanya si nenek .
"Sudah cukup dua kali normal bagi saya. Sepuluh kali diperiksa normal pun artinya tetap normal, kita cari masalahnya ke yang lain." Saya termasuk yang sangat kesal dengan efek luar biasa iklan-iklan obat kolesterol dan obat asam urat yang selalu menghubungkan pegal-pegal di tubuh pastilah karena kolesterol tinggi dan asam urat tinggi, padahal belum tentu.
Akhirnya Si Nenek yang di usianya masih berjalan tegap itu setuju diperiksa foto ronsen tulang belakangnya dan hasilnya ada pengapuran tulang belakang. Tulang belakang yang mengapur ini dapat membuat saraf-saraf yang keluar dari medula spinalis terkadang terjepit, tertekan atau luka yang membuat rasa nyeri.
"Tidak harus pakai obat, bisa minum susu yang punya zat pelunak tulang, fisioterapi dan kalau memungkinkan nenek sebaiknya rutin berenang 3 kali seminggu," kata saya.
Lalu saya buat rujukan untuk fisioterapi, obat anti sakit dosis kecil yang disarankan dimakan bila sakitnya tak tertahan dan dua minggu kemudian si nenek sudah mulai merasa nyaman.
Nasihat saya pada si nenek adalah, nyeri di tulang belakang di usianya adalah kasus yang biasa terjadi karena usia, yang tidak mengalami mungkin hanya nenek sihir. Dan Si Nenek pun tersenyum setuju.
Jadi jangan selalu mengambinghitamkan kolesterol, atau zat-zat yang berlebihan dalam darah untuk pegal-pegal di tubuh orang tua. Mungkin lain kali harus memikirkan 'kerangka' tulang belulang dahulu. Dan obatnya yakni fisioterapi, berenang dan susu berzat pelunak tulang (glucosamin).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H