Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pantas Saja Banyak Ibu-ibu di Tiongkok Heran Melihat Ketiga Anakku

12 Januari 2017   06:06 Diperbarui: 12 Januari 2017   07:23 1621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Satu keluarga, satu anak (dokumentasi pribadi)

Berwisata ke Tiongkok dengan populasi diatas 1 milyar jiwa, juga merupakan keunikan tersendiri. Di sepanjang jalan, di tempat wisata maupun di angkutan umum banyak ibu-ibu yang melihat terheran-heran dengan keluarga kami yang punya tiga anak laki-laki.

Ini terjadi karena sejak tahun 1979 Partai Komunis Cina membuat aturan bahwa satu keluarga hanya boleh satu anak saja, kalau ada anak lain akan dikenakan denda. Kebijakan ini berlaku sampai 1 Januari 2016 lalu. Kebijakan tersebut diklaim berhasil mengurangi penduduk Tiongkok sampai 400 juta orang, namun memiliki beberapa dampak demografi dan pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Beberapa masalah yang terjadi antara lain ketidakseimbangan komposisi penduduk usia tua dan angkatan kerja, banyaknya aborsi yang terjadi dan yang terpenting ketidakseimbangan jender, dimana anak laki-laki lebih disukai daripada perempuan, maka kalau saat USG disimpulkan dokternya si anak jenisnya perempuan, cenderung digugurkan dan kalau laki-laki tetap dipelihara. Bisa dibayangkan, kalau jumlah lelaki lebih banyak dari wanita, apa yang terjadi?

Penderitaan yang paling sering terjadi adalah jika si anak yang satu-satunya meninggal dunia, lalu si ibu sudah tidak bisa melahirkan lagi, maka keluarga tersebut tidak memiliki penerus marganya. Masa tua suami istri tersebut akan sangat memprihatinkan.

Anak tiga, tetap terencana (dokumentasi pribadi)
Anak tiga, tetap terencana (dokumentasi pribadi)
Namun kebijakan ini akhirnya dievaluasi oleh pemerintah Tiongkok dan mulai tidak terlalu ketat lagi memberi denda dan sanksi pada penduduknya yang punya anak lagi, sejak 1 Januari 2016, dengan salah satu syaratnya jika si orang tua juga anak tunggal. Keluarga di pedesaan juga lebih dimungkinkan untuk punya anak dua, karena sumber daya alamnya lebih mendukung dan kebutuhan tenaga untuk pertanian yang besar.

Satu anak lagi (dokumentasi pribadi)
Satu anak lagi (dokumentasi pribadi)
Hal ini terjadi akibat sejak tahun 1979 Jumlah penduduk Tiongkok sudah 900-an juta orang dan setelah 30 tahun diberlakukan, budaya anak satu sudah diterima oleh masyarakat disana sebagai hal yang wajar, terutama ibu-ibu pekerja di perkotaan yang menganggap anak banyak merepotkan. Memang, keluarga berencana sebenarnya bukan masalah jumlah anak berapa, tetapi masalah apakah setiap keluarga bisa merencanakan si anak mau jadi apa dalam masa bayi sampai umur mandirinya di usia 21 tahun.

Misalnya untuk sampai kuliah, setiap orang tua di Amerika Serikat harus yakin ada tabungan atau asuransi yang menjamin si anak sebesar 500 juta sampai 1 milyar kalau dirupiahkan, makanya teman saya di Amerika bilang, disana baru berani punya anak lagi kalau usia kakaknya sudah 7 tahun, karena si orang tua menabung dulu untuk punya anak lagi. Itu yang namanya terencana.

Kesulitannya kalau keluarga punya anak lebih dari satu dan hanya disiapkan dana hanya untuk makan saja sehari-hari, sudah cukup, itu namanya tidak terencana. Jadi, kalau anak saya tiga, saya pun harus bertanggung jawab yakin bisa mendidik mereka, menjamin kesehatan mereka dan kebutuhan primer mereka sampai usianya 21 tahun. Bila saya tidak cukup uang sebesar itu, maka saya pun harus ikut asuransi yang menyanggupi memenuhi angka-angka itu walaupun saya 'invalid' sebelum usia 55 tahun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun