Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Laporan Ketinggian Air di Layar TV One dan Wawancara Pertelepon dengan Warga Tidak 'Cucok'

19 Januari 2014   00:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:42 2200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1390064131505645085

[caption id="attachment_316746" align="aligncenter" width="620" caption="Angka ketinggian air banjir di TV One (dari jepretan pribadi)"][/caption]

"Halo, pak Simon. Menurut bapak dibandingkan tahun lalu bagaimana ketinggian air di rumah bapak tahun ini?"Tanya sang pembawa berita kepada warga di Kelapa Gading bernama Simon. Percakapan ini terjadi di acara 'breaking news'  Darurat Banjir Jakarta tanggal 18 Januari pukul 23.15 WIB tadi.

"Menurut saya lebih tinggi tahun lalu, setinggi selutut, kurang lebih 40 senti meterlah. Tahun ini lebih rendah."Jawabnya.

Bapak ini sudah mengantisipasi dengan menyiapkan logistik 3 hari sebelumnya dan barang-barang sudah dinaikan ke atas (rumahnya dua tingkat). Dia menginformasikan biasanya banjir di rumahnya terjadi 5 tahun sekali, namun dua tahun terakhir terjadi tiap tahun.

Pak Simon beralasan tidak mau pindah karena merasa dimana-manapun di Jakarta bisa banjir saat ini.

Nah, yang menarik di tayangan TV One di atas adalah ketinggian banjir 50-60 cm dan ini ditayangkan sebelum pak Simon menyebut angka 40 cm di tahun lalu yang lebih tinggi dari tahun ini dan setelah disebutkan angka itupun masih saja ketinggian air tertulis 50-60 CM.

Sebagai wartawan seharusnya bisa meralat kalau nara sumber menyebut angka yang lebih kecil disaat 'live', walaupun mungkin saat 'off-line' mereka menyebut angka lain.

Apakah semua data berita bisa ada selisih sedemikian? Dilebihkan sedikit dan kalau ada beda angka tidak diperbaiki? Itu semua tergantung kebijakan pimpinan redaksi berita masing-masing tempat, karena secara psikologis angka ketinggian banjir 50-60 CM jauh memiliki nilai jual daripada kurang dari 40 CM.

Kalau reportase sejati, seharusnya menghindari hiperbola di angka-angka, tetapi bisa saja mengungkapkan sisi kemanusiaan, sisi kepahlawanan dan sisi keprihatinan sebuah bencana dengan tujuan memanggil semangat berbagi bagi warga negara lainnya.

Ralat kelebihan angka-angka tidak dilarang saat siaran langsung, kan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun