Taktik 'parkir bus' dalam sepak bola adalah saat salah satu tim mencari aman dan menugaskan hampir semua pemainnya untuk bertahan di setengah lapangan sendiri dan menghalangi lawan mencetak gol. Ini biasanya dilakukan karena:
1. Tim tersebut dalam keadaan unggul dan tinggal menyelesaikan pertandingan.
2. Alasan lain kalah kualitas dari tim lawan, sehingga meladeni permainan sama-sama menyerang adalah sama saja bunuh diri.
3. Kemungkinan terakhir adalah kurangnya pemain tengah yang bagus sebagai pengatur serangan dan 'passing' yang akurat, dimana tim ini hanya memiliki 'back' yang tangguh dan 'striker' dengan kecepatan tinggi untuk melakukan serangan balik.
Nah, terkadang, tim yang menjalankan taktik 'parkir bus' dicemooh oleh lawan maupun pengamat sepak bola diluar kedua negara karena cenderung bermain keras menjurus kasar, membosankan karena sering membuang bola dan pertandingan tidak terlihat indah. Walaupun menang, tetap dicemooh, apalagi kalah.
Taktik ini membutuhkan kedisiplinan tinggi dan tetap menuntut 'skill tackling' yang bersih dari pemain belakang, karena kalau sering melakukan pelanggaran di arena kotak pinalti dapat menjadi bumerang oleh gol dari bola-bola mati.
Alasan taktik ini sebagai cara terbaik, adalah:
1. 'Skill' pemain Thailand belum ada yang sehebat Messi, Pele, Maradona, Ronaldinho atau Roberto Carlos yang dapat membongkar pertahanan serapat apapun dengan gaya akrobatik tingkat dewa ataupun tendangan jarak jauh berkecepatan 80-100 km/jam.
2. Pemain Thailand dan pemain Indonesia sama-sama masih kelelahan. Dengan pertandingan yang habis-habisan kemarin, kemampuan pemain Thailand atau Indonesia untuk berjibaku pasti menurun, bertahan lebih hemat memakai tenaga, dibandingkan menyerang.
3. Penguasaan bola Thailand pasti dominan, jadi, biarkanlah mereka menari-nari dengan bola 90 menit dengan indah, asal jangan ada yang jadi gol ya tidak apa-apa. Kita cukup bikin 2 serangan balik dan keduanya jadi gol jadilah.
4. Indonesia butuh juaranya. Kalau tidak tahun ini, mungkin susah lagi ada kesempatan sedekat ini menjadi juara. Terserah mau dicemooh 'negatif football' atau apalah, yang penting juara dulu tahun ini baru mikirin sepak bola indah tahun depan.