[caption id="attachment_196486" align="aligncenter" width="604" caption="Dokumentasi pribadi"][/caption]
"Dok, kok pacarku gak bisa keras,ya?"Tanya seorang teman facebook wanita yang berani-beraninya konsultasi seksologi padaku di FB-chat.
"Kok tahu?Kamu pegang?"Tanyaku setengah terkejut, setengah geli.
"Amit-amit,dok. Gak boleh.Tapi kan waktu sama-sama berenang sering lihat ke arah sana, terus waktu gak sengaja tersentuh waktu dibonceng, sepertinya tak ada yang keras atau menonjol, datar saja celananya."Katanya lagi.
"Ya, kebetulan saja mungkin dia gak mood."Kataku.
"Masak gak mood melulu? Setiap minggu kami sering berenang bareng minimal sekali dan pernah pelukan dua kali, tetap gak terasa keras."Katanya lagi.
"Ya, tunggu saja kalau kalian menikah dan boleh have sex, baru ketahuan fungsional atau tidak."Kataku.
"Takutnya terlambat,dok."Katanya.
"Terlambat?"tanyaku penasaran.
Dia lalu menceritakan pacarnya ini termasuk cowok yang 'kemayu', temannya banyak cewek dan suka membicarakan kegantengan laki-laki sehingga digosipkan homo. Namun setahun belakangan mereka dekat karena si cowok ini berani ajak jalan dan kemudian 'nembak' saat si cewek baru putus dari pacar lama.
Pertanyaan si cewek adalah wajar, kalau ternyata benar si pacar ini hanya berusaha mencintai dirinya sebagai wanita, tetapi orientasi seksualnya tetap suka sesama cowok, maka bisa dibayangkan kalau menikah nanti jadinya bagaimana. Karena pemuda homo pun mungkin juga bisa menghamili istrinya, tetapi masih lebih suka dengan cowok.