"Ah, paling-paling kamu yang telantarkan aku duluan....Hehehehe....."Kata istriku saat membahas berita panas telantar menelantarkan ayah dan anak yang akhir-akhir ini gencar dibahas.
Kebetulan aku beberapa hari lalu baru saja merawat pasien kakek-kakek usia 60-an yang karena diabetesnya matanya jadi katarak dan susah melihat, ingatannya pun menurun dan mulai pikun, ditambah komplikasi 'stroke' dan kakinya luka borok parah hingga beberapa jarinya perlu diamputasi.Â
Setelah dirawat kurang lebih 8 hari yang selama perawatan dijaga dengan setia oleh istri dan anak-anaknya secara bergantian, secara mengejutkan saat diperbolehkan pulang, si Opa ternyata tidak dibawa ke rumahnya, tetapi dititipkan ke panti jompo.
"Kok aneh, ya. Istrinya sehat?"Tanya istriku saat berdiskusi tentang kasus ini.
"Istrinya sehat, telaten dan bicaranya masih lugas walau sudah 60-an tahun juga dan anak-anaknya juga terlihat perhatian."Jawab saya.
"Wah, itu pernikahannya bagaimana, ya. Masih hidup dua-duanya, tetapi karena salah satu 'invalid' jadi berpisah."Istriku tak habis pikir.
"Ya, memang dipertanyakan janji pernikahannya yang sehidup semati walau apapun yang terjadi dan anak-anaknya juga dipertanyakan baktinya pada orang tua, karena dititip ke panti jompo."Kata saya.
Tetapi memang sudah ada sekarang di Palembang rencana adanya penitipan jompo, yaitu para manula yang 'invalid' dititip di panti hanya pagi sampai sore saja, saat keluarganya bekerja, lalu dijemput saat malam. Mirip penitipan anak balita. Nah, kalau yang begini lebih baik dan tidak ada kesan 'menelantarkan'. Atau misalnya si Opa masih perlu perawatan luka di kakinya untuk beberapa minggu atau bulan, lalu dijemput lagi saat kondisinya sudah membaik.
Namun ada kalanya di panti-panti jompo seperti ini, anak-anak atau istri atau suami yang menitipkan, hanya rutin menjenguk dan memberi donasi di tahun-tahun pertama, lalu di tahun berikutnya ada yang seolahg hilang dan bantuan dana pun tidak tampak.
Bahkan ada anak pasien jompo yang baru datang ke panti hanya untuk mengurus surat keterangan kematian orang tuanya untuk mengurus sertifikat rumah si orang tua buat dijual. Saat si orang tua meninggal pun dia tidak datang ke pemakaman.
"Awas, ya. Kalau papa kalian telantarkan waktu tua. Warisan kalian papa kasih ke panti jompo....."Ancam saya pada anak-anak yang ikutan nimbrung bertanya soal kasus telantar menelantarkan ini.