[caption caption="Kaki pasien kurang gizi (dokumentasi pribadi)"][/caption]"Wah, susah, Pak. Istri Bapak kekurangan gizi berat, karena ada tuberkulosis paru berat dan menjadi daya tahannya kurang sekali," jawab saya atas pertanyaan suami pasien yang malnutrisi berat, TBC dan koreng besar di pinggul kanannya.
Ibu usia 30 tahunan ini albumin (protein penting tubuh, untuk metabolisme, daya tahan dan transportasi zat makanan) hanya 0,9 g/dl dari normalnya 3,5 g/dl. Kurang gizi dan TBC seperti lingkaran setan penyakit kronis yang khas di pedesaan. Kuman TBC membuat nafsu makan menurun dan kekurangan gizi membuat daya tahan terhadap kuman TBC yang masih banyak di pelosok menjadi leluasa berkembang.
Penatalaksanaannya, selain mengobati TBC dan menambah albumin dari luar, juga harus secepatnya memancing nafsu makan si ibu dengan obat berisi hormon pemancing nafsu makan. Luka di pinggulnya cukup dikompres dengan cairan fisiologis, membersihkan nanah yang tersisa, antibiotik dosis kuat dari infus diharapkan mempercepat menyingkirkan kumannya.
Kembali ke pertanyaan si bapak tadi, apakah memang tugas dokter dan rumah sakit membuat si ibu ini gemuk dan naik berat badan? Bisa jalan dan berlari lagi? Apalagi si ibu pasien BPJS yang semua ditanggung?
Jawabnya tentu tidak. Tugas dokter hanyalah mengatasi kegawatan penyakit dan mendiagnosisnya serta memberi tatalaksana obat lanjutan. Memberi makan si ibu dengan protein tinggi tetap tugas keluarganya dan susu, telur serta ikan gabus sumber gizi untuk menaikkan berat badan dan albumin si ibu tidak ditanggung negara di rumahnya.
Setelah mau makan dan tanda infeksi berat sudah teratasi, si pasien boleh pulang dan kontrol seminggu sekali. Itu pun kontrol penyakit infeksinya, sementara kontrol nafsu makan dan bahan makannya harus dilakukan sang suami tiap episode makan, tiap hari, tiap minggu dan seumur hidup, karena tugas sang suami menjaga istri tidak kekurangan gizi, bukan semuanya urusan negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H