Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ayo 'Relawan Dua Jari', Mari Tetap Kawal 'Janji Jokowi'

19 Januari 2015   07:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:50 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kenapa saya masih membahas 'relawan dua jari' dan bukan 'relawan 3 jari'? Karena pada kenyataannya memang 'relawan 2 jari' ini adalah sekelompok orang yang secara sendiri-sendiri ataupun berkelompok mendukung Jokowi secara gigih tanpa pamrih untuk menjadi presiden sampai batas pelantikan tok. Dan setelahnya mereka bukan lagi 'pendukung fanatik' yang akan membela Jokowi 'APAPUN KEBIJAKAN YANG DIAMBILNYA", tetapi pengawal nilai-nilai luhur yang ada di 'janji kampanye Jokowi'.

Beberapa nilai luhur tersebut antara lain:

1. Anti korupsi.

2. Anti bagi-bagi jabatan.

3. Anti bagi-bagi proyek.

4. Anti pemborosan APBN untuk program konsumtif aparatur negara.

5. Anti mafia-mafia yang konon selama 40-an tahun menggerogoti APBN.

Menurut pendapat saya, 'relawan 2 jari' inilah yang minimal 50% berperan penting menjadikan Jokowi presiden,  selain dari 'mesin partai' dan 'garis tangan Jokowi yang tak bisa dihapus'. Karena kalau hitung-hitungan mesin partai yang dipakai, suara Jokowi hanyalah maksimal 45%.

Di kisruh pemilihan Kapolri di mana KPK 'menstabilo merah' Pak Budi Gunawan, yang 'konon kabarnya' diajukan oleh partai-partai dari Koalisi Indonesia Hebat, relawan dua jari banyak mendatangi istana untuk meminta Jokowi ingat janjinya.

Di sosial media pun banyak yang meributkan, baik itu dari 'relawan dua jari' atau 'mantan relawan satu jari' (saya belum tahu apakah teman-teman di pihak Prabowo Hatta ada yang 'murni relawan' non partai, karena di sosmed memang 'cyber army' partai pendukung kabarnya lebih dominan, terkoordinir dan ternafkahi daripada yang bukan).

Sebenarnya kalau KIH mengajukan nama calon Kapolri dan ditetapkan KPK jadi tersangka, logikanya KMP langsung 'menyambar' yang dianggap 'blunder' itu untuk menolaknya dan secara pencitraan lebih baik, tetapi anehnya malah KMP pun meloloskan di 'uji kelayakan dan kepatutan' di komisi III DPR RI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun