Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengapa Setelah Jaga Malam Beberapa Hari Harus Off Dahulu?

16 Januari 2025   14:02 Diperbarui: 16 Januari 2025   20:21 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukan jaga malam (Dokumentasi Pribadi)

"Besok saya "off" jaga, Dok. Jadi titip pasiennya ke perawat lain saja." Kata seorang perawat cantik sebut saja namanya Bunga, yang baru 3 malam berturut-turut mendapat giliran dinas malam di rumah sakit. Tadinya saya mau minta dia melaporkan kondisi pasien yang kondisi kritis di pagi hari, tetapi karena dia jadwalnya "off" maka saya memintanya ke perawat lain.

Status "off" dalam satu giliran jaga, adalah melewatkan satu sesi giliran setelah jaga malam. Bedanya dengan libur, adalah 24 jam memang tidak dinas di rumah sakit sebagai "jatah" istirahat 1 hari seminggu atau libur hari raya. Tetapi khusus untuk jaga malam yang berlangsung pukul 20.30 sampai 6.30 atau 10 jam, maka ada perbedaan dengan giliran pagi pukul 6.30-13.30 atau giliran malam pukul 13.30-20.30 yang hanya 7 jam, ada dikelang 1 kondisi "off" giliran jaga dengan berbagai pertimbangan.

Pertimbangan pertama adalah adalah siklus sirkardian seseorang yang memang sesuai dengan perputaran matahari. Kita sebenarnya harus bekerja saat matahari terbit dan istirahat saat matahari terbenam, karena memang begitulah jam biologis kita tercetak biru sejak lahir. Tetapi di rumah sakit yang harus "standby" 24 jam, tetap harus ada yang siaga di jam malam. Namun bila kita jaga malam beberapa hari berturut-turut, maka perlu masa adaptasi beberapa waktu sebelum dapat jaga di jadwal pagi atau sore. Berbeda dengan peralihan jaga pagi ke sore atau dari sore ke pagi yang tidak memerlukan adaptasi.

Pertimbangan kedua karena dimas malam yang memang lebih panjang. Dinas malam yang 10 jam misalnya selama 3 hari berturut-turut, maka sebenarnya si petugas sudah 30 jam kerja dalam 3 hari, padahal jam kerja normal itu 40 jam seminggu. Maka sebenarnya ada tersisa 10 jam kerja lagi saja mereka di minggu itu yang dapat diterjemahkan menjadi 2 kali dinas pagi atau sore.

Ketiga adalah faktor psikososial manusia, tenaga kesehatan yang jaga malam 3 malam berturut-turut akan kehilangan waktu kontak sosialnya selama 3 hari. Bayangkan saat pagi sampai siang atau sore mereka tidur setelah lelah bekerja dan malamnya harus menjaga pasien lagi, maka praktis interaksi mereka dengan keluarga atau masyarakat sekitar akan sangat terganggu dan terbatas.

Jadi, bagi anda yang memiliki teman atau keluarga atau pasangan hidup yang bekerja di rumah sakit atau di tempat kerja lain yang memiliki waktu giliran jaga "shift" seperti ini, mengertilah kalau mereka terkadang susah ditemui atau diajak kongkow dalam beberapa waktu. Bukan karena sombong atau tidak peduli tetapi memang karena pekerjaan yang memerlukan waktu istirahat cukup dan penyesuaian siklus sirkadian yang baik. Sebab kalau waktu istirahatnya tidak cukup, dapat terjadi kelalaian yang diakibatkan kurangnya konsentrasi, kurang produktifitas dan emosi atau "mood" yang tidak stabil.

Jadi, masihkah anda menganggap jaga malam di rumah sakit itu pekerjaan "kaleng-kaleng"?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun