Siapa yang Ikut ke Kompasianival 25 November 2023 kemarin? Yang datang dan sempat baca tulisan ini boleh ngabsen di komentar ya. Kalau komentarnya keren nanti kapan-kapan ketemu saya traktir, deh.
Walaupun konon kabarnya ada 4,8 juta member Kompasiana dengan hampir 3 jutaan konten, yang hadir kemarin saya lihat hanya 100-200-an orang dari yang konon mendaftar 1000-an (mungkin masih berfikir Kompasianival bakalan pakai "zoom meeting"), itupun mungkin 30%nya dari luar Jakarta seperti saya dari Palembang, ada abang yang dari Sulawesi dan ada juga yang dari Kalimantan. Yang dari Jakarta sepertinya yang datang adalah dari komunitas-komunitas yang kompak, kalau komunitasnya suam-suam kuku pasti tidak ada minat ketemuan karena di komunitas saja seperti kacang lupa pada garuda atau kelincinya.
Tapi bagi saya tetap Kompasianival menjadi salah satu "event list" yang harus didatangi kecuali ada acara penting lain yang tidak bisa digantikan kehadiran saya, misalnya acara adat penting atau tugas kantor yang tak boleh diwakilkan.
Mengapa? Karena sejak kecil saya suka menulis dan seperti kata Mbak Christie Damayanti yang menjadi Kompasianer Of The Year 2011, menulis itu adalah terapi, dia menemukan semangat hidup dan kekuatan tubuhnya membaik setelah rajin menulis. Menurut pak Tjiptadinata Effendi, Kompasianer Of The Year 2014 malah menulis dapat membuatnya menghindari kepikunan.
Tetapi memang sejak pandemi di 2020 lalu, ada kelesuan dalam menulis karena saya sempat harus berada dalam kondisi "siaga 1" bahkan mungkin sudah boleh dianggap "war zone" saat tiap hari harus berhadapan dengan 30-an Pasien Covid-19 dari yang ringan sampai berat dan tiap hari menyaksikan banyak kematian, banyak ratap tangis dan dalam hati pun harus sedih karena saat inipun kapan saja aku bisa terinfeksi dan mungkin juga menjadi korban pandemi.Â
Jadi harap maklum, 3 tahun belakangan, semangat menulis yang selalu digelorakan Om Jay, yaitu minimal 1 postingan dalam sehari itu serasa sayup-sayup sampai karena hasrat menulis itu terasa sangat jauh, yang terpikirkan di hati hanyalah, apakah besok saya tetap diijinkan Tuhan tidak terinfeksi?
Namun beberapa teman lama di Kompasiana di media sosial atau langsung "japri" ke WA bertanya apakah saya datang? Dan karena beberapa orang ini adalah sahabat penulis lama yang saya kenal lebih 5 tahun, maka dengan semangat diputuskan tetap ke Jakarta walau harus melalui prosedur yang berlaku di rumah tangga, mengurus visa ke ibunya anak-anak tentang tujuan mau apa ke Jakarta dan akan "baik-baik saja" selama disana. Ehmmmm....
Yang pasti di Kompasianival kita akan banyak mendapat pencerahan oleh manusia-manusia yang berkualitas, misalnya Abram Abednego dengan materi kesehatan mentalnya, mentri Koperasi dan UMKM Teten Masduki sebagai "Key Note Speaker" dan Roy Yohanes Pantaw tentang IKN dan Materi dari Bapak TNI Angkatan Laut Serta tak lupa Guru Gembul yang punya 1 juta "subscriber" di Youtube juga memberi wejangan tentang bagaimana pendidikan di Indonesia seharusnya.
Ada juga juga hiburan Kompasianer Kang Bugi yang suka mendongeng dengan boneka orang utan yang diberi nama Otan berkisah tentang hidup di hutan dan di Kota, ada band baru Alessa yang ternyata lagu barunya sudah ada "copy right" serta Pebasket Free Style Masa Depan dan terakhir admin-admin Kompasiana yang kreatif mengajak karaoke bareng dengan DJ-nya mereka para panitia.
Tentu saja, bagian terpenting adalah "award" sejenis penghargaan ke semua Kompasianer yang masih aktif dan terlibat di Kompasiana sepanjang tahun 2023 yang diwakilkan oleh beberapa temannya yang lebih menonjol sesuai kriteria admin kompasiana.
Apalagi pemenang Kompasianer Of The Year 2023 adalah Teman lama saya di kompasiana yang pernah jadi wartawan dan youtuber pula, Yon Bayu yang pernah menang Kompasiana Award bidang "Best Opinion" tahun 2017, berarti mitos kalau gak bisa juara lagi kalau sudah juara itu bukan suatu ketentuan baku, itu bisa didapat lagi. Wah, jadi semangat nih....
Terucap selamat juga pada pemenang "door prize" terutama Bang Gideon Ginting dan Mbak Nur Annisa yang mendapat tablet dan emas 3 gram. Ini nilai hadiahnya sudah sama dengan hadiah award, nih.
Saya tidak melihat ada kategori "Lifetime Achievement" tahun ini mungkin ada pertimbangan tertentu tetapi kalau memang mau bagi-bagi hadiah yang membuat Kompasianival tahun tahun mendatang lebih ramai, buat saja award untuk 10 Kompasianer yang terjauh datangnya dari Jakarta, ukur jaraknya dari "google search" saja, pasti banyak dari luar Jawa datang, hitung-hitung ganti sebagian harga tiket.
Akhir kata, sejak 2011 sampai 2023 saya hanya melewatkan Kompasianival "off line" tahun lalu karena ada pekerjaan yang sangat penting dan tidak menyesal mengikutinya karena Kompasiana bagi saya adalah keluarga dan banyak ilmu yang bisa saya dapat disini dengan berbagai kesempatan yang dibuat untuk menulis karena menulis itu terapi, itu juga mencegah pikun dan boleh dianggap juga ibadah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H