Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Menjelang Bulan Ramadhan, Pasien Diabetes Melitus Harus Mulai Mengatur Ulang Obatnya

23 Februari 2023   17:01 Diperbarui: 25 Februari 2023   14:00 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjelang bulan Ramadhan, biasanya Pasien diabetes melitus yang berobat di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Myria Palembang kami berikan penyuluhan tentang penyesuaian dosis obat untuk yang ingin menjalankan ibadah puasa secara maksimal. Ini penting karena pasien diabetes adalah sekitar 30% dari kasus yang berobat di poliklinik setiap harinya dan sangat terpengaruh dengan perubahan jadwal makan yang terjadi selama bulan puasa.

Cek gula, dokumentasi pribadi
Cek gula, dokumentasi pribadi


Biasanya obat gula darah itu dimakan 1-3 kali sehari atau suntikan insulin dilakukan 1-4 kali sehari dan disesuaikan dengan waktu makan yang 3 kali sehari dan 2 atau 3 kali "snack", jarak antara makan pagi dan siangpun 5-6 jam dan makan siang ke makan malam 6-7 jam di waktu normal, tetapi saat bulan puasa makan sahur biasanya di pukul 3.30 dan berbuka di kisaran pukul 18.00. Maka ada perbedaan jeda makan yang cukup bermakna dan ada saat-saat dimana pasien harus menahan makan 14 jam.

Masalah kedua adalah persepsi Pasien bahwa obat yang biasanya dimakan pagi maka dialihkan ke makan sahur padahal ini yang sering berakibat fatal, karena sesudah sahur ada 14-15 jam pasien harus menahan makan dibandingkan hari-hari biasa yang hanya 5 jam sesudah makan pagi si pasien sudah bisa makan siang atau malah jam 10 sudah makan ringan.

Rekomendasi saya adalah, bagi penderita diabetes, segera konsultasi ulang ke dokter penyakit dalamnya mengatur obat selama bulan Ramadhan dan usahakan ganti obat makan atau suntik yang 1 kali sehari saja. Setelah bulan puasa boleh beralih ke cara biasa. Mungkin saja obat yang 1 kali sehari ini terpaksa dibeli sendiri tidak ditanggung asuransi misalnya atau lebih mahal, ya apa boleh buat, toh hanya sebulan.

Saran kedua, sebaiknya dosisnya dikurangi, misalnya 4 mg menjadi 2 mg, dengan asumsi makan si Pasien tetap normal, tetapi kalau di bulan puasa si Pasien makannya malah tambah banyak, ya dosis tetap.

Saran ketiga, makan obat diabetes sesudah berbuka puasa saja dan hindari makan obat gula saat sahur karena sering kejadian hipoglikemianya terjadi di pukul 14-15 siang.

Demikianlah beberapa catatan saya untuk pasien diabetes melitus yang tetap menjadi kasus terbanyak di poliklinik penyakit dalam sepanjang tahun. Semoga bermanfaat!

Dokumentasi KOMPAL
Dokumentasi KOMPAL

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun