Perayaan atau ritual Ceng Beng adalah saat warga Tionghoa menghormati leluhurnya, terutama orangtua atau kakek dan neneknya sudah meninggal dengan cara membersihkan dan menghias kuburan mereka serta memberikan sesajian serta membakar dupa dan meletakkan uang kertas kuning upacara. Biasanya dilakukan yang beragama Konghucu, tetapi bagi penganut agama lainpun terkadang ritual ini masih dilakukan dengan beberapa penyesuaian acaranya.
Beberapa landasan sejarah Cen Beng ini dikisahkan, tentang adanya pangeran yang tersingkir dari istana akibat dikuasai oleh selir yang ingin membunuhnya lalu di pengasingan dilayani oleh pelayannya selama bertahun-tahun sampai si selir meninggal.
Sang Pangeran kembali ke istana tetapi sang pelayan yang mengurusnya selama pengungsian tidak mau kembali ke istana, jadi dia perintahkan tentara membakar hutan di gunung tempat si pelayan tinggal biar dia mau keluar dan kembali ke istana. Tetapi ternyata si pelayan tetap disana dan meninggal disana. Sejak saat itu maka hari itu tiap tahun diperingati sebagai hari Hanshi. Konon ini berkembang menjadi hari peringatan leluhur dan pesta musim semi.
Namun perkembangan selanjutnya, perayaan menghormati leluhur di daratan China berkembang menjadi sangat mahal maka pada masa dinasti Tang, Kaisar Xuanzong tahun 732 memerintahkan rakyatnya melakukan acara membersihkan kuburan leluhur saja mengganti ritual sebelumnya yang panjang dan biayanya memberatkan.
Di Palembang sendiri, TPU (Tempat Pemakaman Umum) yang khusus untuk warga Tionghoa antara lain Talang Kerikil, dimana ada ribuan makam non muslim diperuntukkan. Namun selama masa pandemi Maret 2020 sampai tahun lalu, dua kali Ceng Beng, panitia lokal membatalkan pelaksanaannya akibat adanya protokol kesehatan yang ketat saat itu dan kasus Covid 19 yang masih sedang tinggi-tingginya.
Tetapi kabar gembira dari beberapa Perkumpulan Tionghoa dan tempat ibadah di Palembang mengumumkan Cengbeng dipusatkan di TPU Talang Kerikil tanggal 1-5 April 2022, karena puncak perayaan sebenarnya tanggal 4-5 April 2022. Biasanya panitia lokal dibantu oleh berbagai unsur pemerintahan dalam menjaga ketertiban ritual tersebut karena biasanya banyak perantau dari luar kota datang.
Mungkin karena takut tanggal yang diumumkan 1-5 April 2022 akan sangat ramai dan memacetkan jalan, maka beberapa keluarga tampak curi "start" melakukan ritual Ceng Beng lebih dahulu sejak beberapa hari yang lalu. Ini sempat saya rekam saat mau ke rumah sakit saat pagi hari dan tampak beberapa keluarga sibuk menyusun sesajian dan ada yang sedang menyapu halaman pekuburan.
Apakah ini menyalahi aturan main? Istilahnya apakah ini sah-sah saja? Beberapa teman yang bersuku Tionghoa mengatakan itu terserah kepada yang mau menjalankan ritualnya. Pada prinsipnya menghormati leluhur dapat dilakukan kapan saja namun memang adanya Ceng Beng yang ditentukan waktunya tersebut membuat kegembiraan dan kemeriahan acara tersebut menjadi lebih dapat dirayakan bersama dan dijaga oleh pihak keamanan setempat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H