Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Ketika Ibadah "Live Streaming" Menjamur di Masa Pandemi Virus Corona

7 Mei 2020   15:23 Diperbarui: 7 Mei 2020   15:50 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim "live streaming" (dokumentasi pribadi)

Berawal ketika tanggal 22 Maret 2020 lalu ada pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal dunia di Palembang yang disusul hasil pemeriksaan jaringan mulut dan hidung almarhum yang positif 3 hari kemudian, maka dimulailah adanya himbauan untuk menghindari adanya keramaian seperti ibadah, pesta dan kegiatan yang melibatkan lebih 20 orang lainnya.

Gereja kami HKBP Palembang, sempat kebingungan dengan situasi seperti ini karena pengalaman melakukan perekaman ibadah ataupun siaran langsung ibadah tidak pernah dilakukan sebelumnya, secara resmi. Untung beberapa aktivis gereja sudah membuat "channel" Youtube resmi gereja yang memuat beberapa aktifitas perlombaan dan kegiatan resmi lainnya dan ada pula beberapa orang yang punya pengalaman di bidang multimedia berkumpul mendadak merundingkan apakah dapat dilakukan perekaman ibadah dan disiarkan di hari Minggu.

Tim "live streaming" (dokumentasi pribadi)
Tim "live streaming" (dokumentasi pribadi)
Pertama-tama yang kami lakukan adalah meminta petunjuk dari Pendeta pimpinan jemaat tentang layak atau tidaknya diadakan kebaktian "live streaming" mengingat ada jarak antara pimpinan ibadah di gedung gereja dan jemaat yang ada di rumah. Secara teologis Pendeta tidak berkeberatan karena pada dasarnya keluarga dan rumah masing-masing jemaat adalah gereja-gereja kecil yang sangat perlu diberdayakan di masa-masa yang sulit ini, bahkan orang tua sedapat mungkin berlatih menjadi imam di hadapan anak-anaknya masing-masing.

Lalu mulailah kami meminta bagian pengadaan gereja untuk membeli beberapa kamera, "video chatcher", "laptop" dan tentu saja meminta jaringan internet gereja dinaikkan kapasitasnya dari hanya 20 mbps ke 100 mbps.  Sedikit pengalaman saat kapasitas internet kami masih di 20, sempat terjadi banyak gangguan penyiaran, bahkan dengan terpaksa ibadah dihentikan. Setelah dievaluasi, memang memakai internet rumahan berlangganan tetap beresiko untuk terjadi masalah untuk "live", sementara kalau langganan internet yang "premium" sangat mahal, dimana 1 mbps tarifnya hampir 2 juta sebulan, sementara untuk "upload live streaming" kita butuh 6 mbps. Untuk gereja yang bukan institusi bisnis ini sangat memberatkan.


Alhasil, dengan kenekadan yang luar biasa, dari tanggal 5 April- 5 Mei 2020 kemarin, kami sudah melaksanakan ibadah "live streaming" di "Channel youtube HKBP Palembang" sebanyak 22 kali dimana 1x ibadah gagal tayang dan 1 ibadah terpaksa terbagi 2 karena gangguan jaringan internet. 

Bagi teman-teman yang aktif sebagai pengurus di rumah ibadahnya masing-masing, mungkin adanya kemampuan ber"live streaming" ini dapat menjadi solusi menjangkau jemaat yang harus di rumah saja, baik untuk siraman rohani, berdiskusi atau sekedar memberi pengumuman penting kegiatan keagamaan. Ini sangat penting karena di masa-masa isolasi massal ini, perlu adanya bimbingan spiritualitas dari orang yang tepat, karena kalau tidak kuat mental maka banyak yang stress dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Intinya, yang harus dipersiapkan:

1. Tim "live streaming" yang kompak, ada yang paham tehnologinya, ada yang paham internetnya dan ada yang mengerti mengatur kameranya. Personil dalam tim harus berjiwa melayani, tidak berharap bayaran karena untuk ibadah dan pemberani karena harus datang ke tempat ibadah saat badai corona memerlukan nyali yang mumpuni.

2. Peralatan untuk kegiatan, harus ada yang menyediakan kamera, penangkap video, laptop, lampu sorot dan kabel-kabelnya, entah meminjamkan atau dibeli.

3. Perlu jaringan internet yang kuat. Bisa pilih yang rumahan, tetapi minimal 100 mbps atau yang "premium" tetapi harus siap mencari donatur yang sangat-sangat terpanggil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun