"Nyerinya sejak tiga bulan yang lalu hilang timbul, Â Dok. Â Terkadang batuk berdahak tapi nyerinya dua minggu ini bertambah sering.... "Keluh pasien 50-an tahun dengan riwayat merokok minimal 3 bungkus sehari dan sering makan yang instant-instant karena kerjanya di proyek yang berpindah-pindah dan di daerah yang terpencil.Â
"Kita periksa jantung dan paru -parunya, Â ya, pak. "Lalu diperiksa rekam jantung terkesan normal namun Di ronsen dadanya dijumpai ada bulatan putih sebesar bola tenis lapangan dan kemungkinan besar kanker paru.Â
Langkah selanjutnya adalah pemeriksaan computed tomography (CT scan)  dan biopsi jarum halus untuk menentukan  jenis sel apakah yang dapat dikemoterapi pakai obat atau yang hanya dapat di"tembak" pakai sinar ronsen yang membakar sel ganas.Â
Selanjutnya dilakukan survey tulang dan USG ultrasonografi) Â untuk menentukan stadium kanker apakah sudah menjalar ke organ lain yang dekat atau jauh. Â Bila masih stadium awal dapat dioperasi, Â sementara stadium akhir hanya dapat dikemoterapi atau disinar.Â
Yang menjadi perhatian, cek kesehatan 8 bulan sebelumnya si pasien belum ada kelainan ronsennya, Â jadi benjolan itu tumbuhnya relatif cepat dan kebiasaan merokok serta makanan yang tidak sehat menjadi faktor resiko tambahan berkembangnya kanker.Â
Secara teoritis ada jutaan sel rusak atau bermutasi di tubuh manusia, namun zat kekebalan tubuh yang namanya "tumor necroting factor" (TNF) Â selalu mampu menghancurkan calon-calon teroris di tubuh manusia yang sehat.Â
Pada manusia rentan,  usia lebih 70 tahun, kurang 10 tahun atau diabetes  atau HIV atau kurang gizi atau yang berpenyakit kronis dan pola hidup tidak sehat maka kadar TNF berkurang dan keganasan dapat tumbuh.Â
Jadi, Â jagalah pola makan dan hidup yang sehat serta bagi yang beresiko tinggi kanker sebaiknya rajin "medical check up" setahun sekali.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H