"Saya pingsan, dok. Gelap pandangan, semua hitam. Lalu waktu bangun saya sudah di rumah sakit... "
Keluh pasien wanita 50-an tahun yang masuk malam-malam ke UGD (Unit Gawat Darurat) karena, lemas dan pingsan. Saat itu tekanan darahnya 90/60 mmHg, lengannya dingin, banyak keringat dan gula darah sewaktunya di bawah 56 mg/dl (normalnya antara 60-200). Pertolongan pertama si pasien ialah disuntik larutan gula 40% sebanyak 2 botol dan diinfus cairan gula 10%.
Keluarganya mengaku si ibu ini sehari sebelumnya pemeriksaan kesehatan di sebuah fasilitas kesehatan karena sering pegal-pegal dan mual mual dan saat diperiksa gula darahnya diatas 300 mg /dl lalu langsung diberikan obat antidiabetes dosis tinggi jenis sulfonil urea dan sekaligus disuruh jangan makan banyak -banyak.Â
"Sebelumnya pernah gula darahnya diperiksa?" tanya saya.
"Sudah pernah, Dok. Tetapi normal hasilnya," katanya.Â
Nah, lho. Jadi karena sekali gula darahnya tinggi satu kali dan disimpulkan si ibu menderita diabetes melitus dan diberikan terapi yang agresif?
Dirawat dua hari memakai uang sendiri, karena tidak ada asuransi, si ibu keluarkan biaya dua jutaan rupiah karena hasil laboratorium gula darahnya yang tinggi sekali saja itu.
Jadi, sebenarnya untuk memvonis seseorang diabetes melitus (DM) itu harus hati-hati, sekali pemeriksaan gula darah yang lebih dari 200 mg/dl belum tentu pasti si orang ini DM, ada beberapa penyebab gula darah sewaktu naik, antara lain:
- Infeksi berat.
- Alat pemeriksa darahnya rusak atau sudah lama tidak ditera.
- Pasien baru saja diinfus cairan fisiologis mengandung gula dan di tangan yang diinfus itu juga contoh darahnya diambil.
Maka kalau satu kali gula darah tinggi, pertama-tama harus dianjurkan dahulu si pasien diet makan dengan kalori 1700-an sehari, sekitar setengah piring nasi sekali makan lalu rendah lemak dan jangan minum gula pasir dahulu. Selanjutnya beberapa hari kemudian suruh periksa gula darah puasa dan gula darah 2 jam sesudah makan.
Bila hasilnya gula darah puasa kurang 126 mg% dan gula darah 2 jam sesudah makan lebih 200 mg%, maka porsi makannyalah yang harus dikurangi nasinya, sebab kalau terus menerus makan banyak, maka akan "jebol" kemampuan sel-sel tubuh menangkap glukosa darah. Saat ini biasanya tidak perlu obat kalau diet dan olahraga.