"Dokter yang kasih kata sambutan dari KOMPAL, ya?" Usul pak Agus ke saya,  saat kumpul di rumah salah satu rumah anggota yang dekat Panti Asuhan  Cahaya  Ummi yang terletak di sekitar jalan Radial daerah Seduduk Putih ke arah Pipareja.Â
"Janganlah pak Agus, Â saya nonmuslim, Â nanti anak -anak pastinya bingung. Pak Agus saja. "Jawab saya dan Bapaknya Davi, Â 9 tahun yang merupakan kompasianer termuda di Kompalpun setuju, Â apalagi yang lain tidak keberatan. Walaupun pernah mendengar apa makna bulan Ramadhan dan sedekah, namun sepertinya di panti ini semua anak-anak asuhnya sangat fasih berdoa dengan bahasa Arab dan mengaji, sehingga saya merasa yang lebih kompeten sajalah yang memberikan sepatah dua patah kata di "event" ini.
Wakil Kompal, pak Agus (Dok. Pri.)
Dari Playdate yang memberi pengantar adalah Mbak Lya yang juga merangkap anggota
Kompal,  kalau di dunia intelejen bisa dikaterogikan "double agent" alias kanan kiri oke. Keduanya kurang lebih memberitahukan tujuan kami datang untuk berbagi kebahagiaan, keceriaan kepada anak-anak asuh panti yang sebagian besar dari luar kota Palembang.
Mbak Lya (paling kanan, dok. pri.)
Perwakilan panti mengucapkan terima kasih atas kehadiran kami dan anak -anak pun senang karena akan diajak beberapa permainan sebelum buka puasa bersama. Panti ini berdiri di bulan Desember 2011 dengan akta notaris resmi dan selain dari donasi para dermawan juga menjual berbagai kerajinan gerabah di depan panti. Anak asuhnya dari balita sampai SMP dan jumlah yang hadir di acara sekitar 20-an orang.Â
Dari Kompal hadir saya, pak Agus, Davi,bu Ainun beserta keluarga, Ko Dedy, mbak Dona dan anggota Playdate Palembang ada belasan orang. Terkumpul sejumlah uang dari para donatur, sembako dan pakaian layak pakai yang disumbangkan kepada pengurus panti, sementara buka bersama juga disumbangkan oleh para anggota Playdate Palembang.
Pengasuh panti (dok. pri.)
Selalu ada haru kalau sudah acara seperti ini, sekilas merasa betapa beruntungnya anak-anak saya di rumah dibandingkan anak-anak panti asuhan, minimal dari segi kasih sayang orang tua. Namun juga ada rasa bersalah bahwa orang-orang kecil seperti ini baru terpikirkan kalau ada "event-event" tertentu dan itupun diajak-ajak orang.
Semangat berbagi seharusnya tidak disekat oleh waktu dan tidak dipilah oleh kepentingan suku, agama, ras dan antar golongan, siapapun yang membutuhkan pertolongan kita maka harus dibantu.Â
Narsis forever (dok. Pri.)
Karena dunia berputar, siapa tahu suatu saat nanti salah satu dari anak-anak yatim piatu ini menjadi polisi atau dokter yang membantu kita saat kecopetan atau sakit mendadak di emergensi.
sumber: dokumentasi kompal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya