Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Memaknai Pernyataan "Nothing Personal" ala Thanos di Dunia Politik

1 Mei 2019   08:00 Diperbarui: 1 Mei 2019   10:29 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada film "Avenger: Infinity War", tokoh antagonis Thanos,  bandit berkekuatan super mengucapkan kata-kata yang sangat membuat terperangah alasannya "menghilangkan" separuh populasi di sebuah kota  atau planet,  yaitu untuk mengembalikan keseimbangan universal,  karena dianggapnya populasi mahluk hidup sudah  mencapai titik jenuh dan membuat sumber daya alam tidak kuat lagi menanggungnya. 

Lanjutnya,  semua itu "nothing personal", hanya dilakukan demi kepentingan yang lebih besar selanjutnya butuh ada yang dikorbankan,  sebaliknya ada orang yang harus mengeksekusinya,  yaitu dia sendiri,  Thanos si bandit super. 

Sumber:collider.com
Sumber:collider.com
Ide yang sekilas sangat realistis,  pragmatis dan mungkin futuristik itu memiliki kesalahan fatal dalam perumusan maupun pelaksanaannya,  bahwa setiap mahluk punya jalan hidupnya sendiri,  pada manusia memiliki kehendak bebas yang terpatri dalam sistem demokrasi,  dimana siapa yang setuju atau tidak dengan ide Thanos,  harus diserap aspirasinya dan siapa yang bertahan atau harus dihilangkan mempunyai sistem seleksi yang adil. 

Pada mahluk hidup lainpun ada instink mempertahankan diri dan adaptasi,  jadi masing-masing individu memiliki hak bertahan dan berkompetisi melindungi hak hidupnya. 

Pahlawan super,  yang tergabung  dalam "The Avengers" adalah ibarat para pahlawan demokrasi yang berani melawan tirani,  kediktatoran serta fasisme ala Thanos, yang merasa dirinya atau kelompoknyalah yang benar dan diluar cara  mereka maka  itu salah dan harus disingkirkan.

Mungkin di kisah epik "End Game", pihak pembela demokrasi menang,  namun seperti di film itu yang lima tahun kemudian ada pertarungan baru,  maka akan tetap dibutuhkan para pahlawan super baru atau lawas  untuk membasmi tirani dalam  sosok bandit super Thanos yang selalu berpikir merekalah pusat semua keputusan hidup manusia dan merekalah yang memutuskan benar dan salah secara sepihak. 

Sumber: dokumen kompal
Sumber: dokumen kompal

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun