Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Masak "Haters" Pakde Hanya 9 Jutaan?

2 Januari 2019   08:32 Diperbarui: 2 Januari 2019   09:20 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kumpulan haters?(dok.pri)

"Benaran, 9 juta, kurang lebih. Itu yang "mbludak" waktu demonstrasi besar-besaran menentang kebijakan Pakde hanya 7 juta dari seluruh sudut negeri, dipantau dari satelit di atas lapangan demonstrasi. "Haters" yang tidak ada waktu dan dana saja yang tidak datang, itupun dikalkulasi hanya tersisa 2 jutaan orang saja." Penjelasan si Anonima terdengar meragukan, walaupun terdengar penuh analisis bertehnologi.

"Tapi kicauan di media sosial sepertinya ramai yang menjelek-jelekkannya, sampai berfoto sendiri di daerah bencanapun menjadi bahan kritik." Nowan bertanya sengit, dia pendukung Pakde dari sisi idealisme dan hasil kerjanya membangun negeri tetapi sebagai pengusaha yang tumbuh di jaman "cincay" masa lalu, dia juga tidak masalah kalau lawan beliau menang dan mengembalikan cara-cara lama yang lebih "cincau" bila perlu. Intinya ikut menangnya saja.

"Itu media sosial ada robot-robotannya. Satu orang dapat saja membuat ribuan akun tuyul yang menanggapi satu ocehannya sendiri seolah ramai dibahas netizen. Di bidang ini memang jam terbang "cyber army" lawannya lebih tinggi." Penjelasan Anonima lebih membuat pusing lagi.

"Emangnya "lovers" Pakde ada berapa?" Tanya Nowan penasaran.

"Tidak dapat diprediksi karena belum pernah ada demonstrasi besar-besaran mendukungnya. Atau dalam kata lain "lovers" beliau pada pemalu, yang penting datang ke TPS dan nyoblos, selesai. Siapapun yang menang sepertinya tidak masalah, nasionalis semua." Anonima berkata santai.

Keduanya adalah orang-orang yang realistis, demokrasi itu biayanya mahal, namun sistem inilah sementara uni yang mengikutsertakan peran masyarakat lebih besar dan kekuasaanpun terbagi.

Anda dapat menguasai sebuah kue pembangunan bangsa tetapi tidak boleh dimakan sendiri. Membaginya lebih banyak ke rakyat jelata mungkin ada guna di elektabilitas tetapi akan membuat gaduh diatas di tingkat elite.

Sebaliknya membagi kue lebih banyak ke pihak elite akan mengenyangkan beberapa mafia yang menjamin ketenangan suhu politik tetapi rakyat jelata hanya memakan remah-remah dan tetap menjelata sambil menunggu pemimpin populis lain yang rela diributi orang karena terlalu royal bagi-bagi kue pembangunan.

Pakde tampaknya memilih jalan yang tidak lazim dan wajarlah "hatersnya" sangat militan, walau hanya 9 juta, tetapi kalau mereka orang berpengaruh dan dalam beberapa bulan ke depan mampu "mencuci otak" masing-masing 10 orang saja, maka jumlahnya akan jadi 90 juta.

Jangan meremehkan secuil "haters" dan jangan terlena dengan segudang "lovers". "The power of hate" itu lebih mematikan daripada "love-love-an" minimal di bidang politik.

Nowan dan Anonima, dua sekawan pendukung Pakde yang malu-malu, tidak pernah berpikir dalam soal kue-kuean pembangunan, karena cukup puas dengan mampu beli makan, pakaian, perumahan, kendaraan dan "medsos-medsos-an". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun