Membaca tulisan "the master of political opinion" Yon Bayu , saya memikirkan bahwa semua kandidat memiliki peluang mengeluarkan pernyataan yang berpotensi "blunder", baik itu capres, cawapres maupun caleg.
Bung Yon Bayu (YB) mengusulkan adanya tim perias untuk mempersolek kata-kata kandidat tertentu kalau mau membuat konferensi pers terencana, tetapi menjadi bingung apakah tim ini mampu mempercantik "statement" beliau kalau ada pertanyaan wartawan langsung dan si kandidat terbiasa bicara "nyablak" tanpa pikir beberapa menit dahulu, karena tidak mau dinilai "telmi".
Sayapun mengusulkan ada satu tim lagi yang penting kalau ternyata kandidat atau beberapa kandidat yang disinyalir suka salah omong, eh, ternyata kebenaran banget salah omong lagi, maka perlu ada satu tim sukses yang sigap mengamankan alat rekam apapun, misalnya: kamera, tablet, telepon genggam para wartawan maupun orang awam di sekitar tempat si tokoh membuat "statement".Â
Caranya, semua rekaman dari para perekam didengar ulang dan kalau "blundernya" kedengaran jelas, maka harus dihapus. Meminta rekaman itu bisa secara baik-baik atau secara "plan b" dan dapat saja gratis atau harus pakai "plan c".
Tentu ada resiko tim sukses pengaman rekaman ini dapat terkena pasal-pasal KUHP kalau tidak hati-hati, tetapi minimal si kandidat mampu dilindungi dari julukan "blunder setahun memohon terhapus oleh maaf sehari".
Sulitnya kalau pernyataan yang bikin alis terangkat itu disiarkan langsung, maka tim sukses harus menyiapkan seorang ahli hipnotis bintang lima yang mampu membuat semua pemirsa siaran langsung tersebut melupakan apa saja kata-kata si kandidat yang aneh.
Tetapi kalau memang ada kandidat yang punya ahli hipnotis jarak jauh antar media masa sedemikian, kenapa tidak si penghipnotis saja disuruh kampanye memenangkannya?
![Dari FB Kompal](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/11/27/img-20170510-180443-5bfd0e3743322f362775ab56.jpg?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI