"Saya cuci tiap hari,lho, dok. "Cap" saya ada tiga. Jadi sesudah dipakai hari ini langsung dicuci....."Kata seorang perawat poliklinik rumah sakit kami ketika saya penasaran mempertanyakan kebersihan penutup kepala perawat yang disebut "cap".
Topi perawat ini disematkan pada peserta didik perawat sebelum "terjun langsung" ke pasien di semester 2 akhir atau semester 3 awal dimana mereka mulai belajar praktek di rumah sakit pendidikan yang ditunjuk.
Mereka mulai langsung memeriksa tekanan darah pasien, memeriksa suhunya serta tanda vital lainnya, bahkan untuk beberapa tindakan yang "invasif" seperti memasang infus, memasang kateter urin serta memasang kanul nasofaring.
Permasalahan yang muncul, terkadang "cap" ini tidak diganti berhari-hari bahkan berminggu-minggu kalau tidak terlihat kotor oleh sebagian perawat akibat kesibukannya dan dianggap bukan barang yang berbahaya.Â
Menurut ketentuan akreditasi rumah sakit kelompok kerja penyakit infeksi, maka "cap" atau kerudung yang menutupi rambut perawat berpotensi menjadi media menularkan bakteri dari satu pasien ke pasien lainnya, maka kalau operasi atau mendatangi pasien yang infeksius, asesoris ini tetap harus ditutupi oleh pakaian pelindung seperti topi operasi.
Seharusnya "cap", kerudung atau hijab diganti setiap hari dan ini membutuhkan kesadaran masing-masing perawatan demi keselamatan pasien, karena terkadang pakaian itu tidak terlihat kotor walau tidak diganti berhari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H