"Kenapa pakai masker, mbak? Ada pasien tuberkulosis atau pneumonia?" Tanya saya penasaran kepada seorang perawat yang akan mendampingi visitasi pasien rawat inap.
"Sedang pilek, dok. Kalau kita jadi sumber penyakit ke pasien, kan berbahaya..." katanya. Sepertinya tersenyum, tetapi mulutnya tertutup masker.
"Oh, iya, ya. Banyak pasien yang sedang turun daya tahannya, pasien saya dua orang tua yang kurang gizi." Saya pun mengangguk-angguk.
Tujuannya sederhana, yakni melindungi diri petugas kesehatan untuk kasus-kasus yang menular dari batuk pasien ke udara, dari semburan darah pasien di meja operasi dan dari cairan tubuh lainnya.
Pernah seorang teman sejawat yang operasi lupa memakai kacamata pelindung diri. Entah bagaimana darah pasien menyemprot mengenai matanya. Karena khawatir, pasien diperiksa darahnya dan ternyata positif mengidap HIV (virus yang menurunkan kekebalan tubuh). Dengan terpaksa rekan saya melapor ke poliklinik HIV untuk mendapatkan prosedur penyaringan HIV dan mengonsumsi obat antivirus selama sebulan sampai diyakini 3 kali pemeriksaan HIV-nya negatif.
Sebaliknya, penularan juga dapat terjadi dari tenaga medis ke pasien. Contoh, kalau dokter memiliki penyakit tertentu misalnya batuk pilek ringan atau berpenyakit seperti hepatitis atau HIV, maka alat pelindung diri ditujukan ke pasiennya demi mencegah pasien tertular penyakit dari si dokter, apalagi di meja operasi.
Program penyadaran petugas medis, pasien dan keluarga pasien terhadap kasus "nasokomial"(infeksi yang didapat di rumah sakit) seperti ini disebut "kewaspadaan universal", bahwa semua orang dapat saja menjadi infeksius dan sebaiknya mengurangi risiko tertular penyakit apapun atau menularkan penyakit apapun di rumah sakit.
Maka dari itu, dengan tidak mengurangi rasa hormat, sebaiknya sebelum membesuk orang ke rumah sakit, setiap pengunjung harus mawas diri apakah dia sedang pilek, ada TBC atau sedang cacar air? Atau dia sedang lemah fisik akibat kelelahan dan kurang gizi?Â
Kalau benar adanya, tundalah membesuk si sakit, wakilkan saja dengan yang lain atau bentuk perhatian /buah tangan yang lain melalui orang yang sehat, karena pada dasarnya rumah sakit itu bukan tempat tamasya di mana satu kampung dari bayi ke kakek nenek dapat membesuk satu orang sakit. Di rumah sakit pada dasarnya banyak virus dan bakteri berbahaya yang sangat kebal terhadap antibiotik biasa.
Waspadalah!