Pementasan produksi ke 153 Teater Koma, Gemintang pada tanggal 29 Juni sampai 8 Juli 2018 di Taman Ismail Marzuki, Â Jakarta, karya N. Riantiarno sangat kental terasa perlawanan terhadap korupsi, walau mengambil konsep keilmuan astronomi dan bumbu beberapa seni akting monolog, tari Bali dan lagu-laku disko ala remaja.
![(dok.pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/07/01/img-20180701-172902-5b38ae66f133444d663da6b2.jpg?t=o&v=770)
Kisah sederhananya begini, Seorang Doktor astronomi bernama Arjuna (Rangga Riantiarno) anak Wibowo (Budi Ros), koruptor kelas kakap yang banyak kawan di semua lini akibat selalu bagi-bagi uang ke semua rekanannya, jatuh cinta dengan gadis dari planet jauh yang diberinya nama Sumbadra (Tuti Hartati), padahal nama asli si gadis alien ini adalah Ssumphphwttsspahzaliapahssttphph (eja sendiri ya).
Wibowo punya 2 istri Astini (Daisy Lantang) dan Niken (Ina Kaka), keduanya tidak berantem tetapi urusan korupsi si Nikenlah sepertinya pemrakarsanya. Anak Wibowo yang lain 2, DR. Samudra (Bayu Dharmawan saleh) dan Pratiwi (Bunga Karuni). Ibu Wibowo namanya Kejora (Ratna Riantiarno) tidak setuju dia korupsi dan selalu merawat kakaknya Wibowo yang agak idiot bernama Sahranasyat (Idris Pulungan).
![(dok.pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/07/01/img-20180701-172602-5b38aff116835f6b900164d2.jpg?t=o&v=770)
Konflik mulai terjadi ketika si koruptor kakap digerebek kedua kalinya dan kali ini tidak dapat mengelak lagi dari segala tuntutan. Istri pertama sedih dan takut miskin, sementara istri kedua yakin tetap kaya karena semua harta suaminya sudah disebar ke nama-nama keluarga lainnya.
Ternyata di akhir cerita Sumbadra yang ijin pulang ke planetnya minta restu ke ayahnya, tidak kembali lagi meninggalkan Arjuna yang tetap menanti sampai rambut memutih.
Percakapan menarik di adegan ngerumpi dua kelompok istri dengan teman-teman masing masing di dua sudut panggung, membahas poligami, korupsi, kekayaan tidak halal tetapi mereka suka dan bagaimana cara mengamankan hasil korupsi.
![(dok.pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/07/01/img-20180701-172225-5b38adbadd0fa80c831e4033.jpg?t=o&v=770)
Ratna Riantiarno pun sempat menari Bali yang indah di usianya yang tak lagi muda dan ada adegan disko yang apik dengan "DJ" Andhini Puteri Lestari serta "rapper" Vicki Harahap.
Beberapa kritik agak keras terhadap beberapa presiden di negeri hayalan dua peramal/punakawan, yang mirip dengan kelemahan presiden-presiden tanah air, tetapi memang dibalut dengan komedi yang membuat suasana cukup cair.
Kegerahan Riantiarno pada korupsi yang berani menyebut angka 2 trilyun, membuat ide tentang pemiskinan koruptor sangat terasa dengan cara-cara "menebar uang" dan mencucinyapun disebutkan di pementasan ini, bagi koruptor kecil-kecilan yang menonton mungkin mengernyitkan dahi, tetapi bagi koruptor sama kakap saya rasa hanya senyum sinis.
Bagi pencinta Teater Koma, masih seminggu lagi waktu pertunjukannya, hari minggu karcis termahal 500 ribu sementara yang hari lain 400 ribu, termurah kalau tidak salah 150.000, cukup mahal, tetapi tidak menyesal kalau anda memang pencinta teater sejati.
![Dokumen Kompal](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/07/01/img-20170510-180443-5b38ad52bde5753bc65d4a65.jpg?t=o&v=770)