"Lho, dua hari lalu ibu ke IGD (Instalasi Gawat Darurat). Asmanya kumat? " Tanya saya penasaran karena sejak beberapa bulan terakhir ibu ini tidak pernah lagi dirawat sejak mendapat obat antiradang inhaler yang dihisap dua kali sehari.Â
Tetapi di data medis dua hari lalu pasien wanita usia 40 tahunan itu ke IGD malam sekitar pukul 19 dan dapat terapi uap "nebulizer" sekali.  Setelah sesaknya hilang,  dia boleh pulang dan  tidak jadi dirawat.Â
Ini dibuktikan bunyi "whezing" atau mengi yang ada saat pertama masuk IGD dicatat menghilang setelah diuap zat pelebar saluran napas (bronkodilator).Â
"Iya, saya berbukanya minum air es yang dingin sekali, Â agak buru -buru. Dok. Ada cegukan sedikit, Â sesudah itu menjadi sesak benar, Â seperti dicekik. "Katanya.
Langsung saja suaminya membawa ibu ini ke IGD, Â minimal mendapat oksigen dahulu dan dianalisis apa kegawatannya.
Laporan rekam jantungnya bagus dan memang kelainannya murni akibat saluran napas mendadak menyempit padahal sudah rutin mendapat obat asma kronis. Pencetusnya kemungkinan besar karena minum air es yang dingin sekali dan sedikit ada yang menyempil ke saluran napas alias cegukan atau bahasa Palembangnya "keselek ".
Berbahayakah cegukan air es ini?  Mungkin sekali berbahaya, kalau si pasien sensitif terhadap air dan cuaca dingin.  Dapat saja reaksi tubuh berlebihan membuat asmanya kumat,  tetapi yang ditakutkan kalau ada reaksi saraf vagus berlebihan yang membuat jantung bereaksi negatif dari berdebar  cepat sampai berhenti.Â
Maka sebaiknya, Â yang ada "bakat" atau gejala asma sebaiknya hati -hati minum air es, Â jangan sampai tersedak karena mungkin saja menimbulkan kegawatan jantung-paru.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H