Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Dollan 2030

27 Maret 2018   20:11 Diperbarui: 28 Maret 2018   09:17 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Militia ditawan komandan pasukan Amerika berbaret hijau, kau berani membebaskannya, Dollan?" Tanya Raka sengit.

"Harus, Raka. Cintaku harus dibuktikan dengan perjuangan ini walau negara kita luluh lantak oleh perang dunia tetapi hatiku tetap utuh ingin miliki dia." Dollan pun menaiki burung unta, binatang yang paling tahan banting di tahun 2030, sementara kuda,  gajah, kerbau dan mamalia pengangkut barang dan orang lainnya sudah bermatian akibat gas syaraf ilegal yang dipakai pada rudal penjelajah Korea Utara yang tadinya mau menjangkau Australia tetapi tidak sampai karena kehabisan bensin dan malah jatuh ke perairan Indonesia.

Australia pun membalas Korut dengan rudal berhulu ledak nuklir dan sialnya di perairan Indonesia rudal itu menabrak rombongan burung Serbia yang bermigrasi ke selatan akibat musim dingin dan pecahannya jatuh ke  kepulauan Indonesia, membuat dua pertiga penduduknya kelemahan otot  dan malas mikir logis,  emosian, mudah diprovokasi dan suka membakar fasilitas umum kalau tersinggung. 

Walau nuklir nyasar itu tidak membunuh seorang pun, namun mampu mengubah sebuah negara yang optimis, rajin menabung, cinta persatuan, suka seni dan budaya menjadi negeri pemalas, perusuh, boros, suka kekerasan dan suka ngibul. 

Alhasil negara Indonesia yang terbentuk karena gagasan menyatunya semua koloni jajahan Hindia Belanda tahun 1925 oleh Perhimpunan Indonesia,  dua bulan ribut dan saling gontok-gontokan,  maka tidak lama kemudian pemerintahan lumpuh, ekonomi lumpuh dan karena efek radiasi 75 persen manusia lumpuh dan lucunya dalam kelemahan otot berat itu masih saja ngoceh saling hina dan dengan kelemahan tangannya tetap berusaha melempar lawannya dengan biji jagung pembagian dinas sosial. 

Separuh bagian Barat negeri Indonesia diduduki Amerika dan separuh Timurnya diduduki Taiwan yang tahun 2025 berhasil menguasai China daratan akibat Presiden RRC kalah taruhan judi dengan presiden Taiwan di Makau. 

"Kamu tidak takut Militia diapa-apain komandan "Amrik" itu, Dollan? Dia sudah ditangkap 3 hari lalu karena memimpin demonstrasi penduduk yang tidak lumpuh namun anti pendudukan asing? " Tanya Raka yang dulunya "haters" kelas berat  pemerintahan terakhir,tetapi setelah musibah ini jadi teman senasib sepenanggungan si "lovers" Dollan karena sang presiden Ahoy dan kabinetnya diasingkan ke Hawai untuk pengobatan anti efek radiasi.

Parlemen pun sebagian dibawa kesana dan sebagian yang sehat memimpin perlawanan bawah tanah dengan laskar masing-masing.

"Mudah -mudahan enggak.  Informasinya semua tentara "Amrik" yang dikirim kesini yang mantan pecandu "morten", alias morfin yang buat impoten. Presiden Amerika tidak mau menanggung dosa susila pasukannya saat perang. " Jawab Dollan sumbringah. "Morten" adalah narkoba produksi Taiwan -RRC yang dijual semurah permen di Amerika dan Eropa sebagai bagian perang bawah tanah mereka 3 tahun terakhir membuat lemah negeri saingannya itu. 

"Apa yang mau kau lakukan di markas tentara itu,  Dollan?  Mereka pasukan baret hijau terlatih. Senjatamu hanya pedang samurai sisa musium yang sudah rusak. " Raka bertanya dengan khawatir.  Si sahabat mau datang sendiri ditemani burung untanya. Sementara semua senjata dan apapun yang mengandung mesiu di Indonesia sudah dibuang ke laut  oleh ribuan "drone" pembuang sampah.  Instalasi listrikpun hanya menyala di markas tentara pendudukan. 

"Doakan saja, hanya doa yang belum dikuasai asing di negeri ini.. "Pinta Dollan penuh harap. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun