Pro-kontra pidato Prabowo tentang kemungkinan Republik Indonesia bubar di tahun 2030 sebenarnya dapat dianggap selesai begitu ada penjelasan bahwa itu berdasarkan kajian ahli-ahli di luar negeri. Siapa ahlinya, dari negara mana dia, kapan dia membacakan tesisnya dan apa dasar teoritisnya hanya Prabowo yang tahu.
Pidato itu menjadi menarik dibahas karena yang mengucapkannya Prabowo dan diunggah oleh Partai Gerindra yang saat ini menjadi partai oposisi "terberat" koalisi pemerintahan Jokowi-JK. Ada mungkin keinginan untuk "menohok" beliau dengan pernyataannya ini, padahal untuk sebuah opini itu sebenarnya sah-sah saja.
Saya kebetulan pernah menyimak pendapat Profesor Salim Said di  Youtube seperti di bawah ini, mengenai mengapa bangsa Indonesia bisa tertinggal dari negara Singapura, Korea Selatan, bahkan Israel, karena negara-negara itu ada ketakutan dengan negara di sekitarnya, sehingga mereka harus maju dan itu dilakukan supaya negeri mereka jangan bubar atau dicaplok yang lain.
Bagaimana dengan Indonesia? Kita dengan sumber daya alam yang kaya, penduduk banyak seperti tidak pernah takut apa-apa, bahkan pejabat kita pun banyak yang tertangkap kasus korupsi di KPK, karena kepada Tuhan pun tidak takut.
Pidato tersebut, mungkin mengingatkan lagi bangsa ini bahwa Timor Timur sudah lepas di tahun 1999 akibat keterpurukan di tahun 1998 yang berujung ketidakmampuan negeri kita "melawan" negara-negara yang ingin propinsi termuda di Indonesia itu merdeka.Â
Sementara negeri kuat seperti Uni Sovyet pun bubar karena ikatan kenegaraannya sangat labil, hanya berdasarkan kekuatan diktator partai komunis yang tergerus oleh arus demokrasi disana.
Menakut-nakuti rakyat Indonesia dengan kata "bubar" mungkin efektif membuat munculnya keinginan lebih memperkuat jati diri dan menghilangkan beberapa perbedaan kecil untuk tujuan yang lebih besar.
Tetapi sampai kapan dan harus berapa orang tokoh politik nasional menakut-nakuti seperti ini supaya kita mau maju mengejar ketertinggalan dari negeri di ASEAN dahulu misalnya? Susah untuk dijawab, karena perdebatan tentang bagaimana caranya maju itupun belum terselesaikan, apakah maju di pendidikan dahulu, maju di infrastruktur dulu, maju di swasembada pangan dahulu atau maju di beras dan minyak murah seperti dahulu yang harus dicapai.
Untuk kali ini Saya setuju dengan maksud pidato Prabowo, masyarakat kita harus tetap punya rasa takut "bubar".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H