Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ketika Pasien BPJS Kesehatan 86 Tahun itu Harus Laporan Tiap Bulan

28 Februari 2018   14:20 Diperbarui: 28 Februari 2018   15:45 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Minta rujukan ke rumah sakit tipe B, Dok.  Untuk dokter ahli jiwa.  Orangtua Saya ini ada gangguan suka teriak-teriak.  Biasa kesana. " Kata anaknya, yang usianya sudah 50-an akhir. Ibunya umur 86 tahunan dan pemeriksaan fisiknya relatif masih stabil tekanan darah,  jantung dan parunya. Saya merujuk,  karena rumah sakit kami belum ada dokter spesialis ahli jiwa. 

"Repot,  ya,  mengurusi orang tua umur 86 tahun?" Tanya Saya. 

"Repot, Dok.  Apalagi sekarang setiap bulan Dia harus dibawa ke kantor buat verifikasi. " Maksudnya bukan berobat,  tetapi semacam melapor ke kantor BPJS Kesehatan, memastikan bahwa si peserta BPJS Kesehatan itu benar-benar yang bersangkutan dan tidak dialihkan ke orang lain. 

"Saya baru dengar,  orang tua umur 80 tahun keatas harus laporan verifikasi tiap bulan.  Sejak kapan?"Tanya Saya. 

"Tahun ini,  Dok.  Mungkin takut Pasiennya sudah tidak ada lagi...."Katanya sambil meninggalkan ruang periksa. 

Saya sempatkan "googling" aturan baru ini belum ada,  mungkin saja anak si pasien manula mengarang-ngarang cerita,  tetapi kalau benar,  ini sebenarnya baik, berarti ada upaya mencegah pemakaian kartu pasien yang sudah meninggal oleh orang lain. 

Sebenarnya dengan tehnologi yang sudah maju,  ada baiknya dipikirkan menggunakan sidik jari atau retina mata sebagai verifikasi semua Pasien BPJS Kesehatan,  mencegah kartu satu dipakai orang sekampung, atau pesertanya sudah meninggal tetapi kartunya masih berobat,  yang lebih gawat lagi kalau pesertanya tidak berobat tetapi kartunya dan data-datanya terpakai di rumah sakit. 

Karena salah satu kebocoran yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan BPJS Kesehatan memang pemakaian kartu bukan oleh orangnya dan dibayar mahal pula,  misalnya untuk operasi besar,  cuci darah,  kemoterapi dan perawatan ICU.  Pencocokan identitas di rumah sakit hanya KTP dan kartu BPJSK saja,  sidik jari belum.  Foto di KTP kebanyakan sudah usang. 

Semoga verifikasi sidik jari/ retina mata ini segera terwujud di FKTP dan rumah sakit saja,  supaya si pasien 80-an tahun tidak perlu datang laporan ke kantor tiap bulan. 

Dari FB Kompal
Dari FB Kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun