"Dok, Pasien nyonya X yang batuk darah sudah dirawat 2 hari, hari ini batuk darah banyak lagi, Â kurang lebih 2 gelas, segar warnah merah, berbuih. Dikasih apa, Dok?"Tanya dokter jaga ruangan lewat telepon agak khawatir.
"Periksa hemoglobinnya, berikan obat A, B,C,D...."Kata Saya dengan tegas, kalau Saya ragu, si dokter jaga pasti tambah bingung, karena batuk darah adalah keluhan yang paling menghebohkan di ruang perawatan karena efek ngerinya sangat bombastis.
Namun keesokannya batuk darah lagi kurang lebih beberapa sendok makan, jadi ada pembuluh darah yang terluka tidak bisa disembuhkan dengan obat antibiotik, antiradang, antibatuk dan anti perdarahan yang telah diberikan, maka ada indikasi Pasien wanita usia 30-an tahun ini dirujuk ke rumah sakit yang ada fasilitas untuk "LOBEKTOMI".
Lobektomi adalah operasi sebagian lobus paru-paru yang bermasalah, misalnya ada tumur, ada infeksi berat atau ada perdarahan yang tidak bisa hilang dengan obat. Caranya ada dua:
- Torakostomi, bedah dada terbuka, dada yang ada paru berdarahnya dibuka tulang-tulang iganya, parunya dibuka dan dibuang bagian lobus yang bermasalah dan bagian yang sehat dijahit lagi.
- Torakoskopi, dimana dibuat lubang kecil di sela iga, dua lubang atau tiga, lalu dimasukkan selang untuk kamera, selang untuk cahaya dan selang untuk melakukan tindakan. Bagian paru yang bermasalah dibuang dengan memakai alat-alat ini. Kalau alatnya lebih canggih mungkin saja selangnya hanya 2 atau 1.
Namun yang terpenting adalah, si pasien diajari untuk membuang darah batuknya keluar dari kerongkongannya dan jangan ditelan. Karena kematian akibat penyakit batuk darah ini kebanyakan bukan karena kehabisan darah atau penyakit dasarnya (TBC, tumor, infeksi lain), tetapi akibat si pasien tersumbat jalan napasnya akibat tertutup darah kental yang lengket.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H