"Asal benar begitu, Bem. Aneh saja pendekatan sama cewek bawa keris..." Aku tertawa terkekeh.
Ternyata benar, Mia jadi dekat dengan Bem karena keris antiknya, Mia ternyata suka juga barang-barang antik. Mereka pacaran, lalu kuliah bareng di universitas yang sama dan bekerja di tempat sama, setelah selesai kuliah di arkeologi, musium barang-barang antik ibu kota.
Akhirnya 5 tahun setelah masa-masa SMA, mereka menikah, saya diundang, ketika acara tukar cincin, Mia yang juga penari ballet mengangkat kaki kanannya tinggi sebahunya Bem, kaki mungil itu dipegang Bem dan cincin emas yang biasa disematkan ke jari manis tangan mau disematkan ke jari tengah kaki kanan Mia, "Bem, salah, Bem..." Teriak kami semua, teman-teman SMA-nya.
Bemoaji, Mia dan semua keluarga tersenyum, tetapi ternyata itulah prosesinya, unik. cincin disematkan di kaki Mia ke kaki Bemoaji juga.
Pernikahan yang unik. Acara resepsi dan dansa-dansi selesai pukul 21.00 malam, saat semua tamu permisi, tinggal kami teman SMA mempersilahkan Bemoaji dan Mia untuk "belajar" jadi suami istri, karena walau aneh dan unik, kabarnya pasangan ini belum pernah ciuman sampai tadi saat pemberkatan nikah.
"Ah, masak, sih?" Tanya yang satu.
"Bener,"swear"" kata yang lain.
Kamar pengantinpun dimasuki, kami suruh Bem menggendong Mia biar romantis, kami minta dia membiarkan handponenya tetap dalam posisi aktif pembicaraan denganku saat malam pertama, tanpa gambar, hanya suara tokh. Suara manja, cumbu rayu dan bisik-bisik mesra terdengar 10 menit senyap-senyap menggoda, sampai akhirnya terdengar Mia menjerit antara terkejut dan kesal.
"Bem.... Salah, Bem....."
Waduh....Salah apa pula ini, masalah keris lagikah?
Entahlah, tetapi suara handpone langsung dimatikan dan selanjutnya terserah mereka....