Lalu si Bapak mengeluarkan sapi, kambing, ayam dari rumahnya yang sumpek ke kandangnya kepala suku dan menerima uang pengganti hewan yang dia beli.
Seminggu kemudian Kepala Suku bertanya, "Bagaimana kabar keluargamu?"
"Tidak sumpek lagi, Pak. Jauh lebih baik sekarang daripada sebelum saya masukkan ayam-ayam itu."Katanya penuh rasa terima kasih.
Mungkin, sebuah kota seperti Jakarta dengan banyak ketidakpuasan, keluhan kemacetan, keluhan kurang ini-itu, harus diperlakukan seperti Kepala Suku di dongeng itu, dimasukkan 10 ayam, lalu 5 kambing dan terakhir 3 sapi dulu ke dalam "Rumah Sumpek" yang sudah "rempong".
Nanti, bila saatnya tiba, maka semua hewan tersebut dikeluarkan dari rumah itu dan semua isi rumah mulai si Bapak, Ibu dan ketiga anaknya baru memahami, bahwa rumah mereka jauh lebih indah sebelum dimasukkan ayam,kambing dan sapi.
Ini hanya ilustrasi, mungkin ada hubungan, mungkin tidak. Anda-andalah penghuni "rumah sumpek" itu dan andalah pula yang memilih Kepala Suku untuk mencari solusinya. Apakah anda akan mengikuti saran-sarannya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H