"Tidak bisa lagi, pak. Punya saya memang sempit..."Jawab si wanita cantik yang berbaring pasrah.
"Baiklah, Segini saja bukanya, tetapi jangan banyak goyang-goyang, ya. Nanti bisa berdarah kalau kena ujung bornya.."Kata si pria berjas putih dengan tutup muka berwarna hijau.
"Terserah Bapak-lah. Saya cuma bisa menurut saja...."Pasien itu mengangguk lemah.
Sudah enam bulan ini dia suka pusing kepala, nyeri leher, demam dan perasaan mau muntah. Sudah empat dokter, Â dua bidan dan tiga spesialis memberi obat,tetapi belum ketemu obat yang cocok, sampai seorang temannya memikirkan hal yang tidak terduga, ke dokter gigi saja.Â
Setelah dihitung, Â gigi 'young lady' ini jumlahnya masih 30 buah, Â padahal usianya sudah 26 tahun seharusnya sudah lengkap 32 gigi. Â Rahangnya yang mungil karena malas mengunyah kacang atau buah yang utuh, Â semua diblender dan siap saji, Â lembut, Â bubur, Â membuat pertumbuhan si rahang terhambat, Â kesannya imut tetapi gigi geliginya jadi tidak rapih dan beberapa menumpuk gingsul.
"Harus dibuang giginya graham terakhir yang terbenam di belakang, Â itu yang membuat adik sering pusing." Kata si dokter gigi ganteng tapi membujang karena banyak tanggungan, 'young lady' pun pasrah saja.Â
"Tarifnya jangan mahal-mahal, Â ya, Â pak. Â Saya baru tamat kuliah, Â kerjanya belum mapan, Â ini operasi tidak ditanggung kantor. " Jawabnya lagi.Â
"Oke 'Young Lady', karena kamu cantik dan gigi kamu sepertinya banyak perlu diperbaiki, Â operasi kali ini gratis, Â tetapi kamu harus mau temani saya nonton film malam minggu ini, Â ya... "Kata si dokter gigi jomblo itu penuh makna. Â
"Baiklah pak. Â Hanya menonton, Â kan? " Tanyanya.Â
Si dokter gigi usia 32 tahun itu mengangguk.
Waktu berlalu, keduanya tambah akrab, Â gigi si gadis tambah rapih dan tidak pusing lagi, tidak terasa sudah tiga bulan mereka berinteraksi dan si 'Old Boy ' sebutan sayang buat si dokter gigi mulai tanya silsilah dan asal muasal si gadis dan terjadilah kekecewaan besar itu.Â