"Setahun lalu mulai suka lelah, berdebar, keringatan dan badan tambah kurus. Setelah diobati, timbul masalah itu, dok..."kata Si Suami.
"Apanya masalahnya?" tanya saya penasaran.
"Maaf, alat vital saya tidak bisa berfungsi, dok. Kata dokter keluarga itu akibat penyakitnya," katanya lagi.
"Oh, dari pemeriksaan laborartorium, kadar hormon tiroksin anda tinggi sekali di atas 24, gemetar tremor sangat jelas, mata eksoftalmus (menonjol keluar, kelopak mata sulit ditutup), sehingga gondok beracun atau hipertiroid tidak bisa disisihkan lagi," kata saya.
"Masih bisa diobati, kan dok. Terutama yang 'itu'......," kata Si Istri antara khawatir dan malu-malu.
"Oh, ya. ini ada obat-obatan yang mungkin saja membuat alat vital terganggu. Walaupun hipertiroid itu sendiri penyakitnya berupa kelainan hormonal yang dapat saja mempengaruhi hormon seks. Jadi pertama-tama obat itu saya lepas," kata saya.
Seminggu kemudian setelah salah satu obat gondok beracun dilepas, yang dapat membuat ereksi gagal, masih juga tidak bisa berfungsi, maka saya pancing dengan obat kuat dosis kecil dan berfungsi.
"Sepertinya memang tiroidnya harus dikendalikan dahulu, bu. Kalau masih tinggi, bakalan perlu obat kuat terus kita. Padahal obat kuat dosis tinggi dapat mengganggu jantung, sementara penyakit suami ibu ini sudah ada komplikasi jantung sebelumnya," kata saya.
"Saya sih tidak masalah, dok. Tidak berfungsi juga tidak apa-apa, daripada jantungan," kata Si Bapak.
"Ya, sudah. Saya menunggu sembuh dulu saja hormonnya..."kata Si Istri pasrah.
Kasus ini sangat jarang terungkap, karena pasien biasanya tidak mau terus terang ada masalah di alat vital. Baru sekali ini istri Si Pasien yang minta disembuhkan duluan "itunya". Padahal jantung Si Suami malah lebih perlu diselamatkan. Mekanisme gangguan ereksi ini kemungkinan besar karena kekacauan sistem hormonal di otak yang perlu pemeriksaan lebih lanjut dan mahal.Â