Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berusaha Populer di Antara yang Moncer

16 November 2017   19:37 Diperbarui: 16 November 2017   19:40 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Welfie, Dok....."Kata perawat satu, yang melihat saya mengutak-atik Kompasiana di sela rehat siang pukul 12.15 Rabu kemarin. Biasalah di rumah sakit kami hari Rabu dan Kamis biasanya pasien rawat jalan tidak terlalu membludak.

"Boleh...Nanti saya buat tulisan di Kompasiana, ya. Yang keberatan boleh tidak ikut..."Ajak saya.

"Mau, dok buatin tulisan, biar ikutan populer, hehehehe..."Kata perawat yang lain.

Kebetulan sekali ada 5 perawat dan pekarya yang bisa meninggalkan polikliniknya masing-masing karena pasien sudah habis atau sedang melakukan pemeriksaan di tempat lain, misalnya laboratorium atau ronsen.

Bagi sebagian pegawai rumah sakit saya, Kompasiana itu dianggap seperti koran atau media massa yang resmi dimana berita-berita yang saya buat melewati editor, lalu dimuat dan kalau 'viral' saya dapat bayaran, makanya kalau tulisan saya satu atau dua menjadi populer, mereka berani-beraninya minta traktir, apalagi kalau kisah yang saya buat ada memuat foto mereka atau mereka yang memberitahukan saya kasus menariknya.

Ya, tidak apa-apalah, sesekali membagi kebahagiaan pada teman-teman sekerja yang juga merasa bangga kisah-kisah di rumah sakit dapat berguna untuk orang-orang lain di kota lain bahkan negara lain.

Nah, ini membuat kriteria populer dan 'moncer' menjadi penting, karena saya tidak enak membuat artikel-artikel 'sampah' karena mereka akan kecewa kalau ternyata saya hanya mengejar popularitas di Kompasiana tanpa peduli isinya. Harus ada filosofi atau ide-ide yang bermanfaat saya tuliskan baik secara tersirat maupun gamblang dan bukan hanya omong kosong asal bunyi.

Kriteria artikel sampah bagi saya sederhana, yaitu artikel yang bagi teman-teman saya dianggap hanya cari sensasi dan tidak ada manfaat sama sekali. Judul yang bombastis harus diiringi isi yang 'maknyus' pula dan kalau yang membagikannya ke orang lain adalah orang yang berbeda namun terinspirasi itu lebih baik daripada saya memaksakan tulisan saya dibaca.

Tetapi itu hanya pendapat pribadi, karena sampah di rumah tangga ternyata bisa membuat kaya beberapa pengepul sampah juga, jadi tidak semua sampah itu ternyata tidak berguna yang penting semua harap maklum, semua penulis dilarang saling menghakimi, karena ada pasarnya masing masing. 

Karena pembaca Kompasiana itu ada 5 jenis, lho:

1.Ada pembaca penyuka tulisan sampah tidak populer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun