"Dokter cuci muka dulu, Â ya... Kelihatannya mulai mengantuk.... "Kata perawat poliklinik yang satu. Itu kalau pasien masih banyak dan si dokter spesialis terlihat sudah mulai lelah, Â tentu saja ini dilakukan saat pasien telah keluar dari ruangan dan pasien baru belum masuk.Â
Ini adalah fungsi sebagai asisten dokter praktek yang baik. Â Selain membantu melaksanakan tindakan seperti mengukur tekanan darah, Â suhu, Â nadi dan tanda vital lainnya, Â juga harus dilihat apakah dokternya masih segar atau sudah menunjukkan tanda hipoglikemia karena waktu menunjukkan pukul 12 siang atau mengantuk karena kelebihan asam laktat dan karbondioksida di darahnya.Â
"Dokter jangan pulang dulu, Â ini resume medisnya belum lengkap...."Kata yang lain, Â ini adalah fungsi administrasi dari perawat poliklinik yang harus jeli, Â karena catatan medis yang tidak lengkap dapat menjadi fatal kalau terjadi kasus alergi berat atau dugaan malpraktek dan untuk asuransi maka catatan medis yang tidak jelas dan tidak lengkap akan menghambat penagihan.Â
"Maaf, Â ya, bu. Â Antrian ibu nomor 21, saat ini masih pasien ke 13, tenang saja, Â dokternya masih disini sampai pasien selesai, Â semua akan dilayani dengan baik." Kalau yang ini fungsi 'public relation' dan marketing dari perawat poliklinik menyabarkan pasien yang maunya buru-buru dan lebih diutamakan karena merasa jabatannya tinggi atau merasa si dokter masih saudaranya.Â
Untuk beberapa kekhususan pendampingan misalnya untuk dokter gigi dan kebidanan memerlukan perawat gigi atau bidan punya keahlian tersendiri yang tidak bisa digantikan perawat biasa.Â
Yang enak dari perawat poliklinik adalah mereka tidak kerja di tanggal merah dan tidak ada jaga malam, Â kecuali di rumah sakit yang ada poliklinik 24 jam. Â tetapi tidak enaknya mereka harus siap lembur dan terkadang tidak sempat makan kalau pasien 'membludak' atau ada dokter yang tidak praktek sesuai jadwalnya lalu menumpuk di satu saat tertentu. Â Disini terkadang ada saja yang jadi sakit, Â terutama yang sedang haid atau hamil.Â
Demikianlah suka duka perawat bagian poliklinik, Â kalau mau dibuat sinetron, Â kisahnya 1000 episode tidak bakal ngebosenin.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H