Selesai rapat Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya (TKMKB) tiga propinsi, yaitu Sumatera Selatan, Bangka-belitung dan Bengkulu, 17 Oktober 2017 tadi pukul 17 sore, oleh teman sejawat yang bekerja di Bangka diajak jalan-jalan ke sebuah pantai bernama Tongaci. Pantai ini dikelola oleh pengusaha lokal Sian Sugiono, pantai ini menjadi tempat penangkaran penyu sejak beberapa tahun lalu dan mulai dikelola dengan bentuk seperti saat ini sejak 8 Agustus 2016 yang lalu. Lokasinya di Sungai Liat kira-kira 1 jam dari Bandara Adipati Amir, kalau pakai 'GPS' pasti sampai, 'turn left, turn right, 200 meter..' Ikuti saja petunjuknya.
Festival Payung (dokumentasi pribadi)
Gemerlap lampu-lampu hias dan payung-payung cantik warna-warni membuat suasananya bertolak belakang dengan pantai-pantai lain di Bangka yang kehilangan pesonanya karena gelap di malam hari, menjadi terlihat lebih menarik dan asyik dibuat foto-foto. Kami berenam, dokter yang berkecimpung di rumah sakit dan laboratorium, melepaskan jenuh berdiskusi tentang masalah-masalah BPJS Kesehatan yang ditemukan di 'lapangan' dengan sejenak bersantai di tempat yang sangat 'nendang' ini.
Dr. Ali Solahudin SpM, Saya, dr. Cera SpM, dr Yus SpTHT, Dr Alwi MKes, Dr. Nurman SpPD KHOM (dokumentasi pribadi)
Tiket masuknya hanya 5000 per orang, tetapi di dalamnya ada Musium Garuda yang berisi barang-barang kuno koleksi si pemilik, antara lain, mobil dan motor gandeng kuno, tembikar, jam kuno dan lain sebagainya. Masuk ke musium ini ada tiketnya lagi 10 ribu rupiah.
mobil kuno di Musium Garuda (dokumentasi pribadi)
Yang paling menarik adanya patung-patung yang mirip 'Terracotta Army' di China sebagai peninggalan kaisar Qin, sekitar 30-an patung seperti tentara kekaisaran China berjejer rapi mengingatkan kita pada warisan dunia yang ada di timur sana, walaupun ukurannya dan jumlahnya lebih kecil tetap bisa dihargai sebagai sebuah karya seni dengan cita rasa tinggi.
Melihat keseriusan pengelola pantai Tongaci membuat tempat ini bernilai tambah, bukan tidak mungkin dengan pemasaran yang lebih agresif, maka propinsi Bangka-Belitung dapat menjadi tujuan
wisata lokal atau internasional yang paling dicari.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya