Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ini Beberapa Ciri 'Pasien' yang 'Shopping' Obat Mahal BPJS Kesehatan

16 Agustus 2017   18:41 Diperbarui: 16 Agustus 2017   20:05 6138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apotik yang sibuk (dokumentasi pribadi)

"Mohon dengan sangat, Dok. Rumah sakit terutama bagian pendaftaran rawat jalan kembali memperkuat penyaringan pasien BPJS Kesehatan di identitas pasien, kartu keluarga atau KTP (kartu tanda penduduk) aslinya serta kartu BPJS-nya harus dilihat dan foto di KTP kalau meragukan, bisa ditanyakan lagi tanggal lahir dan identitas lainnya misalnya SIM (surat ijin mengemudi) untuk mencegah pasien-pasien nakal yang bertujuan 'shopping' obat-obat kronis mahal yang tersedia di BPJSK..." Kata petugas BPJS Kesehatan ke pihak rumah sakit baik manajemen, medis dan administrasi dalam rapat koordinasi bulan ini.

"Oh, seperti kasus pasien yang minta insulin banyak-banyak itu, ya?"Tanya saya, karena memang pernah memergoki dan melaporkan seorang ibu-ibu yang ngotot minta diresepkan insulin dua jenis sebanyak total 9 pena, padahal kadar gulanya normal, kebetulan pasien baru dan belum ada riwayat gula darah tinggi di rumah sakit kami, tetapi mengaku di rumah sakit lain gula darahnya diatas 500. Bukti laporan laboratoriumnya yang asli tidak dibawa katanya. Saya sarankan diberikan dosis obat oral dahulu malah marah-marah dan mengancam mau melapor kemana-mana. Ternyata setelah diresepkan dosis rendah dia tidak ambil obat makannya dan tidak pula melapor.

"Iya, Dok. Ada dua suami istri yang sementara ini terdeteksi dalam sebulan seorang dapat 8 kali berobat ke 4 rumah sakit yang berbeda, memakai beberapa rujukan yang berbeda, meminta resep obat-obat kronis dosis tinggi yang mahal-mahal dalam sebulan. Tetapi memang KTP-nya gambar mukanya tidak jelas, sepertinya fotonya sengaja digesek-gesek." Kata si petugas lagi.

Ya, memang beberapa obat di 'e-katalog' BPJS-Kesehatan harganya kalau di swasta bisa diatas 10 ribu sebutir. Bahkan insulin satu penanya bisa 300 ribuan, kalau dia bisa 'membohongi' dokter di poliklinik untuk dapat maksimal 9 pena insulin maka dia potensial bisa dapat 2,7 juta dari satu kali kunjungan. Obat hipertensi pun dia bisa minta sampai 3 jenis obat mahal yang dosis penuh sehingga potensial bisa dapat 30x10 ribu x 3 jenis obat = 900 ribu. 

"Bagaimana dia bisa dapat rujukan yang berbeda-beda?"Tanya salah seorang Manajemen penasaran.

"Mereka sering memakai rujukan yang 'off-line', Dok. Alasannya FKTP-nya sering mati lampu atau memang dari BPJS-nya tidak 'on-line'."Jawab mereka lagi, yang membuat 'sangat-sangat geleng-geleng kepala'.

Bahkan, mungkin saja semua identitas kartu BPJS, kartu keluarga dan KTP yang dibawa oknum-oknum ini sebenarnya punya orang lain yang mereka pinjam dan si empunya kartu sendiri sebenarnya tidak pernah sakit.

Saya pribadi sudah mendengar modus 'pasien nakal' yang mencari keuntungan 'shoping' obat ini sejak jaman dahulu sebelum ada BPJS Kesehatan. Asuransi lain pun dan perusahaan-perusahaan yang punya klinik atau rumah sakit dengan fasilitas yang 'full service' sering dibobol oleh pesertanya maupun karyawannya yang 'aji mumpung' dengan berobat dan minta obat-obat paten seperti vitamin, obat kronis untuk dijual, sementara mereka untuk makan sendiri membeli versi generiknya.

KTP wajah tidak jelas (dokumentasi pribadi)
KTP wajah tidak jelas (dokumentasi pribadi)
Jadi, beberapa hal yang harus diperhatikan rumah sakit rujukan untuk mencegah 'dibobol' modus begini ,antara lain:

1. Yakinkan rujukan yang dibawa pasien asli dan 'on-line'. Bila tidak 'on-line' mintalah konfirmasi petugas BPJS yang ada di rumah sakit.

2. Yakinkan foto di KTP mirip dengan yang mengaku si pasien. Kalau KTP tidak jelas,lihat foto SIM atau pasport.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun