Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Wajar Cinta 'Kelepek-kelepek' Sama Rangga Sesudah Menonton Pementasan 'Papermoon Puppet Theatre'

14 Mei 2017   22:26 Diperbarui: 16 Mei 2017   19:44 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Papermoon in action (dokumentasi pribadi)

"Harus belajar ikhlas, mas. Biarkan boneka itu bergerak dan hidup sesuai dengan iramanya...."Kata pimpinan Papermoon Puppet Theatre mas Iwan yang bersama dua temannya membawakan pertunjukan boneka kertas yang terkenal sejak tahun 2006 di Yogyakarta. Pementasan ini lebih membahana lagi sejak dijadikan salah satu adegan penting saat Rangga menculik Cinta yang sudah hampir menikah, semalaman menjelaskan mengapa dia memutuskan percintaan mereka 9 tahun lalu.

Awalnya saya pikir pementasan ini akan sulit menguasai penonton karena tata panggungnya secara logika kurang cocok untuk pementasan seperti ini, seharusnya ada suasanan panggung yang gelap, misterius dan mencekam, bukannya siang yang terang benderang dengan banyaknya orang lalu lalang dan ngobrol di masing-masing 'both'. Tetapi ternyata setelah kertas koran yang diremuk lalu dibentuk menyerupai anatomi manusia, terlihat hal yang mengagumkan, koran yang terpelintir dan terkoyak lalu disambung-sambung itu menjadi seperti punya jiwa, bernapas dan tampak ada emosi.

'workshop' menghidupkan boneka koran (dokumentasi pribadi)
'workshop' menghidupkan boneka koran (dokumentasi pribadi)
Wajar kalau beberapa penonton wanita yang penasaran pun berebutan keatas panggung untuk ikut pelatihan kilat bagaimana membuat koran-koran bekas menjadi hidup dan berkarakter. Saat sendiri-sendiri, banyak yang lucu, karena yang diinginkan membuat monyet malah seperti gurita, yang mau membentuk anjing malah seperti ayam. Tetapi saat latihan kerjasama 3 orang berkelompok, mulai terlihat ada bentuk dan ada gerakan yang lumayan mirip orang.

Menjadi anggota grup teater ini sesuai kebutuhan, bila ada proyek yang memerlukan tambahan anggota baru, mereka melakukan audisi yang bertahap, sampai terpilih anggota baru. Pementasan grup ini sudah sampai ke Amerika, Eropa, Jepang dan beberapa negara di Asia Tenggara.

Kreatifitas tanpa batas membuat mereka melanglang buana kemana-mana dan tiket pertunjukannya pun di Yogya lumayan tinggi, kalau tidak salah bisa 75 ribuan. Tapi sepertinya perlu kelenturan tubuh dan fokus sekali untuk pementasan mereka ini, lihat saja badannya tidak ada yang gemuk, karena harus gesit bergerak dengan kerjasama antara yang memegang sisi kanan, sisi kiri dan kaki.

Acara beginian yang saya suka, unik. Untuk pementasan seperti ini, orang Amerika dan mancanegara lain rela mengeluarkan dana yang tidak sedikit mengundangnya, kita di Indonesia malah belum bisa mengapresiasi. Ya, kalau begitu kebetulan, sering jalan-jalan dong mas-masnya.

dari FB kompal
dari FB kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun