[caption caption="pohon natal dari botol infus bekas (dokumentasi pribadi)"][/caption]
"Ini botolnya sudah dicuci semua, kan?"Tanya Saya pada perawat ruangan ketika melihat pohon natal karya mereka yang dibuat dari botol kosong infus.
"Harus, dok. Dicuci dua kali malah. Kalau botolnya kotor dan tercemar cairan apapun dari pasien, bakalan infeksi nosokomial, malah jadi penyakit..."Kata kepala ruangan.
Lalu mereka menceritakan semua botol infus itu dijaga supaya darah pasien jangan naik ke botol, itu biasanya terjadi kalau cairan di infus habis dan tidak ketahuan, lalu tekanan negatif di botol kosong menarik darah pasien ke botol lagi.
Kreatifitas perawat bangsal ini karena ada lomba dekorasi ruangan untuk merayakan natal, dilihat dari kreatifitas memanfaatkan barang-barang bekas yang ada di ruangan. Kebetulan rumah sakit kami milik suster dari Konggregasi Charitas.
Karena di rumah sakit, maka sisa alat kesehatan yang ada saat pelayanan dapat diolah dengan tetap menjaga kelayakan, misalnya walaupun bentuknya lucu, pispot atau alat kesehatan yang berhubungan dengan alat-alat kelamin tidak etis dipakai.
"Enak juga ya, melihatnya, murah-meriah..." Kata Saya.
"Wah, lebih seru saat membuatnya, Dok. Pakai bertengkar segala, karena banyak yang punya ide cemerlang, tapi akhirnya inilah hasil dari kesepakan dan kerja sama kami."Kata yang lain.
Perawat yang tidak merayakan natal pun ikut membantu menyusun mencari hebohnya saja, karena pada dasarnya pohon natal memang dekorasi penting di acara-acara natal tetapi bukanlah ritual yang ada nilai liturgisnya.
'Mudah-mudahan menang lomba, ya..." Kata Saya.
"Kalau menang, ditraktir ya Dok..."Kata mereka.