[caption caption="Hamil ketiga sesudah KB 7 tahun (dokumentasi pribadi)"][/caption]"Hamilnya 5 bulan, dok. Anak ketiga. Waktu periksa kehamilan oleh bidan, diperiksa gula darahnya 250-an dok. Jadi saya dirujuk ke penyakit dalam buat diberi obat insulin."Kata ibu muda usia 29 tahun akhir yang datang dengan rujukan diabetes melitus.
"Ada riwayat diabetes keluarga? Waktu hamil anak-anak sebelumnya ada kenaikan gula juga?" Tanya saya.
"Tidak ada, dok. Saya tidak menyangka hamil lagi, dok. Karena pakai KB suntik tiap 3 bulan memang mensnya tidak ada atau kalau ada cuma sedikit. Tahu-tahu 5 bulan lalu lemas dan pusing serta muntah-muntah lagi dan ternyata hamil. Suntiknya tidak pernah telat,kok." Katanya lagi.
Ternyata saat diperiksa gula darah si ibu, hanya 112 mg per dl dan itu masih normal, bahkan untuk gula darah puasa ( normal kurang 140, prediabetes 140-200 dan diabetes diatas 200, dalam beberapa kali pemeriksaan. Gula darah puasa normal kurang 126).
"Minggu depan ibu datang kontrol saat puasa 12 jam tidak makan, ya. Kalau gula darahnya normal, ibu saya alihkan ke dokter kandungan saja, karena diabetes dalam kehamilannya tidak bisa ditegakkan dan tidak perlu suntik insulin."Kata saya.
Ibu hamil yang gula darahnya tinggi memang obat pilihannya hanya insulin.
"Terima kasih,dok. Mudah-mudahan saya tidak punya diabetes, mungkin alat di PUSKESMAS yang salah baca." Si ibu pun pulang dan hanya saya beri vitamin untuk menambah nafsu makan.
Terima kasih juga, Bu. Saya jadi punya cerita untuk 'diposting' hari ini, minimal soal KB suntik 7 tahun yang kebobolan, dalam hati saya membathin.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H