Mengapa 20 tahun? Karena memang bak remaja, kedewasaan itu dicapai dalam usia 18 tahun dan digenapilah 20 tahun, mengingat pergantian gubernur terjadi setiap 5 tahun.
Jika pun yang menang pilkada DKI 2017 Gubernur baru, maka dia pun diharapkan satu paket awet dengan wakilnya dan si wakil ini meneruskan estafet semua program pro rakyat yang disepakati sebelumnya dengan si gubernur selama 2 periode juga.
Selama 20 tahun akan cukup waktu untuk memperbaiki birokrasi dan menjalin kerja sama dengan parlemen secara jujur dan adil, oknum yang tidak jujur akan tersisih sendiri kalau tersiar di masyarakat selama 20 tahun apa-apa saja 'lobby-lobby' tidak patut yang terjadi, kalau terkena tangkap tangan mereka tersisih ke penjara, kalau hanya digosipkan makan uang negara, mereka akan tidak terpilih lagi di periode selanjutnya.Â
PNS di seluruh wilayah DKI pun kalau diangkat yang jujur dan kompeten di tahun ini, maka di tahun ke 20 sedang matang-matangnya, mereka menjadi kepala seksi dimana-mana, mungkin kepala dinas, pimpinan proyek dan semua akan dikerjakan dengan benar kalau proses promosi jabatannya jujur dan semua anggaran terbuka dan dapat dinilai masyarakat.
Masyarakat pun selama 20 tahun sudah beradaptasi dengan pola yang baku, bagaimana cara antri tertib, bagaimana memakai fasilitas umum dengan baik, bagaimana mengurangi memakai kendaraan pribadi, bagaimana berurusan dengan jujur, bagaimana tinggal di rusunawa, bagaimana membayar pajak sesuai ketentuan dan bagaimana cara protes yang benar.
Dua puluh tahun juga waktu yang dibutuhkan mengalihkan preman menjadi pegawai resmi daerah sejenis hansip untuk menjaga keamanan, tukang parkir liar jadi tukang parkir resmi yang pemasukannya 100% masuk ke APBD, pedagang asongan dibuatkan lapak resmi dan lain sebagainya.
Dua puluh tahun juga waktu yang cukup untuk membangun infra struktur, membuat jaringan LRT dan MRT sampai ke ujung perbatasan bodetabek, menyiapkan bus transjakarta yang cukup untuk aktifitas 15 jutaan orang sehari, membuat kolam retensi dan drainase yang cukup.
Maka, pandangilah calon-calon pemimpin Jakarta, apakah tiap pasangan akan cocok dalam jangka waktu lama, atau berpotensi beda visi dan akan bubar jalan di satu tahun pertama. Pilihlah yang seperti pasangan duet jangka panjang.
                                                                         Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H