"Aku benci kakiku!" Pekik si Ana kecil 20-an tahun lalu, kaki kirinya lebih kecil dari yang kanan akibat penyakit polio, padahal kabarnya ibu Ana kecil selalu rajin membawanya imunisasi dan terakhir diapun mengutuki adanya pembuatan vaksin palsu, apakah ada pembuat vaksin palsu sejak 20 tahun yang lalu?
"Jangan kalah dengan kelemahanmu Ana, jadikan dia motivasi untuk maju. Kamu alihkan semangatmu, gairah hidupmu untuk membangun mimpi yang lain." kata-kata motivasi super itu keluar dari mulut ibu gurunya begitu saja dan ditangkap oleh Ana kecil dengan haru, ya.....Membangun mimpi......
Maksud si guru adalah biar Ana membangun mimpi menjadi sebuah realita, namun kenyataannya Ana jadi terbiasa membangun mimpi dengan kisah hayalan lain, menceritakan kehebatannya memenangkan lomba ini-itu, memiliki barang-barang mahal, menjadi penulis novel saat kuliah di luar negeri, sampai memiliki tas-tas ratusan juta seperti yang dimiliki artis di rumahnya.
Hebatnya banyak orang yang terperdaya dan mau saja dimanfaatkan oleh si Ana karena dia membangun kisahnya sedemikian terlihat nyata.
"Ini parfum dari Paris, harganya disana 1,5 jutaan. Untuk kamu saya kasih hanya cukup dengan 700 ribu...."Katanya dengan seorang teman yang yakin Ana pernah tinggal di Eropa beberapa tahun dan ketika dia periksa di internet akhirnya ketahuan parfum itu dapat diberi secara 'on-line' hanya dengan harga seratusan ribu. Alamak!
"Ini tas Herpes, harganya ratusan juta......Tapi dengan kamu saya kasih 3 juta saja, saya sudah bosan..."Katanya pada teman lainnya dan ketika diperiksa, ternyata bukan barang asli, ada logo yang berbeda disana dan kualitas kulitnya juga cepat rusak.
Ana menderita 'mythomania' akibat cacat fisik yang melukai batinnya dan kesalahannya mengartikan arti kata-kata bijak gurunya. Baginya kebohongan adalah cara terbaik membangun mimpi dan menipu orang adalah cara yang pantas untuk balas dendam dengan semua orang yang dulu pernah mengejeknya.
"Saya biasa buat novel bahasa asing, jarang bahasa lokal, jadi jangan heran novel saya tidak dijumpai disini. Tetapi di tempat saya kuliah di Eropa, itu sudah dicetak ulang beberapa kali dan royaltinya lumayan...."Katanya pada mangsa-mangsa lain para penulis pemula yang ingin cepat ngetop dan bukunya jadi 'best seller'. Ana menawarkan diri menjadi 'agent', manajer ataupun 'ghost writer' dengan jumlah imbalan tertentu dan setelah semua dibayarkan, terkadang tidak dikerjakan maksimal atau dikerjakan namun akhirnya tetap dibilang mentah dan semua penerbit menolaknya.
"Ana harus diberitahu dia sakit!"Kata yang satu.
"Sepertinya dia tahu dia sakit, tetapi dia tidak mau berobat dan korban-korbannya malah kasihan sama dia dan sama kakinya.....Jadi bagaimana?"Kata yang lain.
"Ya, kalau secara realita dia susah diberi tahu.....Buatkan fiksi saja..."Kata si bijak yang belum sempat jadi motivator.