[caption caption="Gadis cantik manca negara (dokumentasi pribadi)"][/caption]
"Menikahiku om? Kok mau? Kerja saya selain yang resmi di pagi hari, tiap 'week end' juga begini..." Kata Berbikyu, si cantik yang juga merangkap kerja sebagai wanita pendamping 'high class' bertarif 'gossipnya' 50 jutaan semalam.
"Saya mau menanggung kebutuhanmu setiap bulan, tetapi resmi kamu dan aku ada ikatan surat nikah. Kamu tidak perlu melayani banyak laki-laki lagi. Hanya perlu hidup 24 jam denganku, di rumahku, jadi ibu anak-anakku....."Banyak lagi rayuan pengusaha usia 50 tahunan awal itu yang anaknya sudah ada yang mulai kuliah, sudah menduda 6 tahun, karena istrinya meninggal kanker payu dara.
"Kenapa saya, om?Bukankah om bisa cari banyak wanita lain yang baik-baik?"
"Kamu terlalu mirip istriku, bahkan gayamu dan desahanmu mirip dia dan 2 tahun ini aku hanya berani tidur dengan kamu. Karena hanya dengan kamu aku bisa begitu, dengan wanita lain tidak bisa, walau dengan obat kuat dosis tinggi."Bujuk Om Pokegomon, yang bisnis jual beli 'on-line-nya' sedang 'on-fire'.
"Oke, om, saya hitung-hitung dulu. Nanti dua hari lagi saya kabarin syaratnya di 'WA'...'
Om Pokegomon berusaha tenang menunggu 2 hari, bekerja seperti biasa, namun tidak bisa, banyak proposal marketing dan kerja sama proyek besar dia tunda pembahasannya karena tidak fokus, sampai akhirnya si cantik membuat berita di 'wasap'.
"Om, kita menikah, asal mas kawinnya tunai 10 milyar dan perjanjiannya berlaku 2 tahun..." 'WA' si cantik.
"10 milyar? 2 tahun? Kenapa?" 'WA' balasan si om.
"Bagi saya menikah itu kontrak hidup bersama dengan ikatan hukum. Cinta, maaf, saya tidak percaya cinta. Penghasilan saya dari 'mendampingi' pelanggan rata-rata 400 juta sebulan, artinya 4,8 sampai 5 milyar setahun. Dan untuk 2 tahun, saya minta 10 milyar, bayar di muka, dan buat perjanjian pranikah, saya tidak perlu harta gono- gini." 'WA' lanjut si cantik.
"Dua tahun? Kenapa?" si Om penasaran.