"Si 'predator' lama mencabuli lagi, korbannya anak-anak SD lagi dan semuanya, 3 laki-laki serta 5 anak perempuan usia 7-10 tahun ber-trauma-anpsikologis lagi. Bagaimana ini?" Tanya detektif Mimi, yang cantik, bagian khusus kasus-kasus kekerasan seksual anak dan perempuan pada petugas kesehatan yang bertanggung jawab mengebiri si 'Predator' berinisial Mr. Pre.
"Wah, saya tidak tahu pasti, bu. Mr. Pre diperintahkan setiap 3 bulan disuntik 5 cc obat 'kebiri kimiawi' oleh pengadilan, sekeluar dari penjara 3 tahunnya. Ya, kami suntikkan." Si petugas kesehatan, sebut saja namanya 'Bukan Bunga', terlihat gugup menjawab, lalu dia menunjukkan bukti catatan status pasien Mr. Pre dan setiap tanggal 1 pertiga bulan memang ada jadwal kunjungan dan tertulis disuntikkan obat pengebiri yang diyakini dapat menurunkan hasrat seksual si tersuntik.
"Ada saksi yang melihat pasti anda menyuntikkan obat itu? Ke orang yang tepat, dosis yang tepat?"Tanya si dekektif penasaran.
"Ya, asisten saya, Nona Bunga. Dia tanda tangani sebagai saksi, memang hanya begitu prosedurnya..." Si 'Bukan Bunga' tergagap, tetapi bukti-buktinya kuat.
Si petugas kesehatan bertugas menyuntikkan obat 'kebiri kimiawi' pada 7 pasien di kota itu yang terkena hukuman tambahan setelah menjalani hukuman penjara akibat terbukti melakukan kejahatan seksual. Sesudah hukuman fisik dan berhak keluar dari penjara, para bekas tahanan ini wajib dikebiri kimiawi 3 bulan sekali disuntik selama 3 tahun.
Toh, diharapkan sesudah dipenjara mereka menyesal, lalu tidak mau mengulangi perbuatannya, apalagi ditambah kebiri kimiawi selama 3 tahun setelah penjara, diharapkan tambah mengamankan mereka dari  selera cabulnya.
Tetapi apa daya, 2 dari 5 orang yang terkena hukuman kebiri kimiawi ternyata diduga bercabul-cabul ria lagi. Kok bisa?
"Maaf, bapak kami tahan. Mr. Pre dan Mr. Cbl, ternyata di dalam darahnya tidak terdeteksi adanya kandungan obat 'kebiri kimiawi', Sementara 3 yang lain ada. Menurut pengakuan keduanya, bapak mereka suap pertiga bulan untuk mengganti obat kebiri dengan vitamin biasa." Detektif Mimi yang cantik dengan geram menyuruh dua anak buahnya memborgol si petugas.
Ya, ternyata keputusan kebiri kimiawi seperti ini masih bisa diakali.
"Seharusnya dikebiri total saja langsung, selesai. Atau tidak usah kebiri diplomatis beginian, menambah peluang orang berdosa suap menyuap menghindari hukuman gak jelas......"Gerutuh si detektif yang anak laki-lakinya termasuk salah satu korban.
Â