Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Andaikan 'Ceng Beng' Dirayakan Setiap Bulan

31 Maret 2016   20:55 Diperbarui: 31 Maret 2016   20:59 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ritual Ceng Beng adalah salah satu Ritual membersihkan makam bagi etnis Tionghoa yang sudah diwarisi dari jaman sebelum masehi. Biasanya bertepatan dengan tanggal 5 April.

Ritual ini sering dijumpai di daerah yang ada pekuburan Cina di Indonesia dan negara lain di seluruh dunia.

Ada beberapa legenda Ceng Beng, antara lain adanya Raja dari Cina yang berperang lama di negeri yang jauh, lalu saat pulang ke kerjaannya mendapat kabar orang tuanya dibunuh musuh dan dikubur di tempat yang tidak dia ketahui, maka diperintahkanlah rakyatnya untuk membersihkan dan menziarahi kuburan keluarga mereka serentak dan kalau ada kuburan yang tidak ada penziarahnya, maka kemungkinan itulah kuburan orang tua si raja.

[caption caption="Pekuburan Cina yang sudah dibersihkan (dokumentasi pribadi)"][/caption]Legenda lain mengisahkan jaman dahulu banyak orang kaya di Cina melakukan ziarah di kuburan dengan cara mewah dan terkesan berfoya-foya, maka raja pada saat itu memerintahkan bahwa ziara dan membersihkan makam hanya 1 kali saja setiap tahunnya.

Ada beberapa legenda lain yang berkaitan dengan ritual Ceng Beng, namun memang ini di satu sisi turut memberikan pemasukan musiman pada penduduk sekitar dari upah membersihkan makam yang berkisar 50 ribu sampai 100 ribu perhari, parkir, penjualan makanan dan bagi yang dari luar kota memberikan pendapatan ke bidang jasa transportasi serta akomodasi.

[caption caption="dok.pri"]

[/caption]Ya, memang berbeda sekali pekuburan yang penuh alang-alang, semak belukar dan gelap saat tidak dibersihkan, menjadi cerah, berwarna-warni di waktu sudah dicat dan dibuang rumput-belukar liarnya.

Dari segi keamanan juga jelas lebih aman, karena tempat yang banyak rerumputan dan semak belukar di kuburan pula, sangat rentan dijadikan tempat bersembunyi para pembegal.

Andaikan ritual Ceng Beng tidak hanya setahun sekali, apalagi sebulan sekali, mungkin akan lebih baik dari segi keamanan dan keindahan, tetapi juga disarankan jangan terlalu pamer kemewahan, supaya tidak terjadi kecemburuan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun