"Pasien ini plasenta previa (tali pusatnya ada di mulut rahim) dan sudah menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan, tetapi trombositnya 60 ribuan."Konsultasi dokter spesialis kebidanan padaku.
"Kalau dicoba lewat persalinan normal bisa enggak?"Tanyaku.
"Perdarahannya lebih banyak dan lebih beresiko."Jawabnya lagi.
Hitung-hitungannya kalau operasi 'sesar' maka pisau si dokter kebidanan dapat mengiris bagian-bagian yang pembuluh darahnya minimal dan tiap pembuluh darah yang terpotong dapat langsung dihentikan dengan penekanan atau 'dibakar'.
Sementara kalau lahir normal dengan plasenta di mulut rahim, maka perdarahannya bisa lebih 1 liter.
"Bagaimana waktu perdarahan dan pembekuan darahnya?"Tanyaku sambil melihat hasil laboratorium.
"Masih normal dok."Jawab dokter anestesi.
Akhirnya disepakati pasien dioperasi walaupun trombositnya rendah, tanpa harus menaikkan trombositnya dahulu, karena masih diatas 50.000/cc. Bila sewaktu-waktu ada masalah ditengah-tengah operasi, maka saya sebagai dokter penyakit dalam akan siap dikonsultasikan pertelepon dan tidak perlu masuk di ruang operasi.
Operasi berhasil dengan baik, anaknya selamat dan setelah perawatan selama 4 hari pasien pulang dengan trombosit akhir 124.000/cc.
Bagi kasus-kasus yang berkomplikasi terkadang semua dokter yang berkaitan harus berunding mencari jalan keluar sesuai kompetensi masing-masing dan selama tindakan dilakukan semua menjalankan tugasnya dengan bertanggungjawab demi keselamatan pasien.
Semoga bermanfaat!