Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(FISUM) Dokter Pilkada

18 Juli 2012   14:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:49 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Adaow!" Jerit pak Donow saat disuntik pantatnya 2 kali oleh dokter di pengobatan gratis sebuah kampung kumuh menjelang pilkada sebuah daerah modern.

"Tenang pak. Kan cuma dua kali.Bapak yang sebelumnya malah 6 kali."Kata si dokter dengan manis.

"Kok sampai 6 kali? Obatnya 6 jenis? Sakitnya 3 kali lebih parah dari saya?"Tanya pak Donow penasaran.

"Oh,gak.Bapak tadi ngakunya dukung calon no 6. Jadi disuntiknya 6 kali.Bapak sih ngaku dukung yang nomor 2, jadi obatnya dibagi 2 porsi suntikan."Kata si dokter lagi.

Bruuukkk! Pasien di belakang pak Donow yang sudah lemah menunggu giliran pun pingsan. Semua heboh membantu menggotong ke tempat tidur periksa.

"Jangan suntik saya!"Pekiknya saat mulai sadar.

"Kenapa pak?"Tanya si dokter di baksos pilkada.

"Saya pendukung calon nomor 16...."Katanya lemas lalu pingsan lagi.

Wah, mudah-mudahan dokter -dokter yang ikut bakti sosial kesehatan selama pilkadadi daerah manapun tetap menjalankan profesinya secara profesional dan tidak membeda-bedakan mana yang mendukung calon yang dia jagokan dan mana yang tidak.

Karena kalau ilmuan yang suka survey 'diduga' bisa diatur, maka dokter dan para medis harus yang mengatur, jangan mau diatur-atur.

Keep netral mas Bro dan Mbak Bro...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun