[caption id="attachment_336705" align="aligncenter" width="405" caption="Catatan Pendidikan Dokter di Indonesia, Musium Kebangkitan Nasional (STOVIA), dokumentasi pribadi."][/caption]
Di sela-sela acara 'Sarasehan Akbar Dokter Indonesia Bersatu' tanggal 16-17 Mei 2014 lalu, maka saya sempatkan mengelilingi Musium Kebangkitan Nasional (Gedung STOVIA) yang sampai tahun 1950-an dipakai sebagai tempat pendidikan dokter di Indonesia.
Gedung ini bertempat di jalan Abdurahman Saleh nomor 26, Kawasan Senen, Jakarta dan terkenal karena partai politik pertama di Indonesia Budi Utomo dideklarasikan di gedung ini. Jadi pergerakan nasional sebenarnya tidak lepas dari kegigihan nasionalisme perjuangan para calon dokter saat itu.
Gedung ini mulai dipakai tahun 1902 dan yang membuat terbelalak ketika dituliskan tahun 1913 lama pendidikan dokter disana selama 10 tahun, yaitu 3 tahu persiapan dan 7 tahun kuliah kedokterannya. Ini ternyata bisa dimaklumi karena pesertanya juga dari sekolah MULO yang setara SMP jaman sekarang, jadi 3 tahun persiapan itu masih bisa dianggap setara SMA.
Gelar dokter saat itu adalah Indisch-Arts.
Gedung ini pernah ditutup Jepang tahun 1942 dan mereka membuat sekolah kedokteran baru tahun 1943, namun kebalikannya tahun 1945 gedung ini dipakai untuk menampung tahanan tentara Jepang.
[caption id="attachment_336720" align="aligncenter" width="381" caption="(dokumentasi pribadi)"]
Di musium ini selain perpustakaan, foto-foto dan benda-benda bersejarah, juga dijumpai berbagai diorama patung-patung yang seukuran manusia menggambarkan suasana belajar mengajar di pendidikan dokter Jawa pada saat itu.
[caption id="attachment_336722" align="aligncenter" width="526" caption="Dokter Batak diantara patung calon dokter Jawa (dokumentasi pribadi)"]
Yang mengesankan adalah kamar kecilnya ternyata sangat bersih, berbeda dengan gedung-gedung tua yang jadi musium, bisanya kamar kecilnya bikin 'susah kencing'. Ini berart5i pengurus musium ini benar-benar menyadari bahwa mereka mengurus 'mantan gedung' pencetak pejuang-pejuang di bidang kesehatan.
Nah, teman-teman dokter di Jakarta pun ternyata ada beberapa yang baru pertama kali melihat gedung ini. Wow, how could be?