Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

1 Juni, Saatnya Menakar Bangkitnya Anti Pancasila

4 Juni 2017   19:52 Diperbarui: 4 Juni 2017   20:10 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Libur 1 Juni, sebagai peringatan hari lahirnya Pancasila, pada berbagai pihak dianggap berguna untuk menjadikan dasar negara itu menjadi semakin penting, kenapa? Karena sejak reformasi di tahun 1998, maka penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) yang wajib dijalani di sekolah, instansi resmi, partai-partai dan lain sebagainya sudah ditinggalkan. Kesannya saat itu, P4 adalah program 'cuci otak' rezim orde baru bagi orang 'awam' supaya tetap mempertahankan 'isme-isme' yang sesuai dengan mereka kehendaki. Kasarnya, saat pemilu para alumni peserta penataran P4 kalau bisa memilihnya partai yang 'pancasilais' dan jangan memilih partai yang ke kiri atau ke kanan.

Ketika 1 Juni dijadikan hari libur nasional, maka pentingnya pancasila tetap, itu vital, ada atau tidaknya P4 bagi sebagian besar masyarakat, dasar negara itulah alasan mereka tetap mau menjadi Warga Negara Indonesia. Walaupun mereka tidak upacara, tidak buat petisi, tidak membuat foto profil pancasila dan malah liburan, mereka tetap mengakui Pancasila sebagai kompas kehidupan bernegara dan diakui tidak bertentangtan dengan agamanya. 

Yang menarik adalah, setelah 1 Juni menjadi hari libur nasional dan dianggap penting, kita sebaiknya mengukur, menakar, seberapa banyak sih yang anti Pancasila? Bukan cuek, tetapi anti, benci, memusuhi dan ingin mengganti Pancasila. Benci secara pribadi dan tidak membuat gerakan mengganti mungkin tidak berbahaya, tetapi kalau ada seseorang kharismatik yang mampu mempengaruhi banyak orang sangat membenci Pancasila dan bercita-cita memberangusnya, ini dapat segera diketahui kalau diliburkan harinya. 

Percakapan di media sosial dan pertemuan-pertemuan kelompok yang antipancasila mungkin lebih mudah dipantau kalau yang lain liburan dan orang yang anti ini aktifitasnya meningkat.

Jadi, menurut saya pribadi, 1 Juni diliburkan bukan hendak membuat makna Pancasila tambah kuat, karena pada dasarnya tanpa harus buat pernyataan pun banyak orang sudah 'enjoy' ber-Pancasila selama hidupnya, tetapi membuat para anti-Pancasila tambah mudah dipantau geliatnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun