Rabu, 10 Juli 2024 tepatnya pada malam Kamis warga desa Kebonagung Rt 01 Rw  02 mengadakan ziarah bersama ke makam sunan abinawa dan tidak hanya masyarakat saja, tetapi sebagian dari Mahasiswa KKN juga ikut serta berziarah ke makam sunan abinawa. Ziarah tersebut termasuk acara rutinan dari warga kebonagung setiap adanya acara haul di sunan abinawa pakuncen, yang kebetulan acara haul di sunan abinawa di selenggarakan pada tanggal 11 Juli 2024. Acara haul tersebut yaitu ada gunungan hasil bumi yang berjumlah 16 dikirab keliling desa Pekuncen. Selain mengirab 16 gunungan panitia juga mengarak mustaka masjid sunan Abinawa, peninggalan salah satu penyebar agama Islam di Kendal, masjid tersebut merupakan masjid tertua kedua  setelah masjid Agung Demak. Sampai sekarang benda-benda pusaka peninggalan pangeran Benowo masih asli dan tersimpan asli di masjid tersebut. Antara lain ada berupa mimbar, sumur segi empat di bawah tanah dan mustoko masjid, yang istimewanya yaitu ada sebuah gentong.
Menurut ustadz Syaifurrahman menurut cerita dari beberapa sumber gentong itu ada pasangan yang didalam masjid desa Pekuncen adalah gentong perempuan, sedangkan pasangannya adalah gentong laki-laki berada di masjid Agung Demak agar gentong tersebut tidak menemukan pasanganya. Nama Pekuncen sendiri berasal dari kata kunci.
