Mohon tunggu...
Posko 68 Sumurbanger
Posko 68 Sumurbanger Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - UIN Walisongo

KKN UIN Walisongo Posko 68 Desa Sumurbanger, Batang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Posko 68 Ikut Serta dalam Memeriahkan Tradisi Jaranan di Desa Sumurbanger

27 Juli 2024   08:00 Diperbarui: 27 Juli 2024   08:08 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang Posko 68 turut memeriahkan tradisi pertunjukan jaranan di Dukuh Lemah Lanang, Desa Sumurbanger. Kegiatan yang berlangsung pada bulan Muharom ini merupakan bagian dari upaya mahasiswa untuk berbaur dan mendukung pelestarian budaya lokal di desa tempat mereka menjalankan tugas KKN.

Setiap tahun, pertunjukan jaranan menjadi salah satu acara yang dinanti-nantikan oleh masyarakat Desa Sumurbanger. Tradisi ini biasanya diadakan pada momen-momen khusus seperti bulan Muharom (Syuro), perayaan Agustusan, Ruwah (sebelum puasa), dan Syawalan. 

Salah satu warga dari lemah lanah menjelaskan bahwa "tradisi jaranan ini diikuti oleh anak-anak dan orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Pertunjukan jaranan diadakan setiap tahun di bulan Muharom, Agustusan, dan Ruwah, pertunjukan jaranan diikuti oleh anak kecil dan dewasa, baik laki-laki maupun perempuan," ungkap Bu Wahyuni. Menurutnya, tradisi ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sarana untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga desa.

Bu Wahyuni juga menjelaskan tentang adanya fenomena kesurupan yang sering terjadi pada peserta pertunjukan. Ketika ada anak yang kesurupan, mereka akan dibasuh dengan air bunga sebagai upaya untuk menyembuhkan mereka. "Ketika ada anak yang kesurupan, itu dibasuh pakai air bunga, tujuannya untuk menyembuhkan si anak tersebut," tambahnya. Ritual ini dipercaya dapat membantu anak-anak yang kesurupan kembali pulih dan tenang.

Mahasiswa KKN UIN Walisongo tidak hanya memeriahkan acara tersebut saja, tetapi juga berinteraksi dengan warga untuk memahami lebih dalam makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi jaranan. Hal ini menjadi pengalaman berharga bagi mereka dalam mengenal dan memahami budaya lokal serta memperkuat hubungan dengan masyarakat desa Sumurbanger.

Kehadiran mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang tidak hanya menambah semarak acara, tetapi juga memperlihatkan semangat kolaborasi antara generasi muda dan masyarakat dalam melestarikan tradisi budaya. Mahasiswa KKN UIN Walisongo berharap, tradisi jaranan ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pelestarian budaya lokal serta memperkuat hubungan antara kampus dan masyarakat desa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun