Dalam rangka penanggulangan sekaligus pencegahan penyakit demam berdarah dengue Puskesmas Kota Semarang mengajak Mahasiswa KKN MIT 16 Kelompok 27 UIN Walisongo Semarang untuk menyoalisasikan nyamuk jenis wolbachia pada Jum'at (14/07).
Bertempat di Desa Rowosari warga awalnya terlihat bingung dengan sosialisasi pencegahan penyakit demam berdarah dengue dengan metode wolbachia ini. Meski begitu warga nampak dengan serius untuk mempelajari keterangan narasumber.
Â
Nyamuk ber-wolbachia sendiri dalam keterangan yang disampaikan oleh perwakilan Puskesmas Kota Semarang merupakan bentuk pemanfaatan teknologi untuk menanggulangi penyakit demam berdarah.
"Wolbachia aman bagi manusia bahkan dapat melumpuhkan virus dengue, sehingga apabila ada nyamuk aedes aegypti menghisap darah yang mengandung virus dengue akan resisten sehingga tidak akan menyebar ke dalam tubuh manusia" ujar Mumpuni Sari sebagai koordinator lapangan.
Sari juga berujar bahwasanya nyamuk ber-wolbachia hanya akan menimbulkan rasa gatal seperti gigitan nyamuk pada umumnya namun tidak menularkan penyakit demam berdarah dengue dari nyamuk aedes aegypti.
"Nyamuk ber-wolbachia kalau mengigit hanya gatal, tapi resiko terkena penyakit demam berdarah nya kecil" tambah Sari.
Wolbachia sendiri merupakan sebuah bentuk kecanggihan teknologi masa kini yaitu dengan cara memasukkan jenis bakteri ke dalam tubuh nyamuk aedes aegypti dengan tujuan menghambat replikasi dengue.
Alvin Maulaya selaku kordinator dari KKN kelompok 27 menambahkan bahwa keilmuan harus terus diperbarui utamanya bagi kemaslahatan masyarakat.
"Masyarakat harus kita sosialisasikan secara masif terkait pencegahan dengan model Wolbachia. Meskipun baru terdengan selama itu bermanfaat bagi masyarakat harus kita gencarkan" jelas pria yang kerap disapa Alvin tersebut.
Tidak hanya sosialisasi, warga pun dilakukan pengecekan jentik nyamuk untuk mengetahui kebersihan rumah utamanya air yang menggenang dalam suatu wadah.